JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, PTFI akan merampungkan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
Pabrik tersebut dikabarkan bakal menjadi single line atau satu jalur terbesar di dunia, yang mampu mengolah konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun dan memproduksi 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.
Tony menyebut, apabila pemerintah tidak memberikan persetujuan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga hingga smelter baru perusahaan bisa beroperasi 100 persen, maka hal tersebut tidak hanya akan berdampak pada produksi PTFI, melainkan juga berdampak pada potensi menurunnya penerimaan negara.
BACA JUGA:
Menanggapi hal itu, mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, menilai bahwa berdasarkan Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) pemerintah melarang ekspor mineral mentah setelah 10 Juni 2023
“Jangan ada perusahaan tambang yang dikasi perpanjangan ekspor mineral mentah setelah Juni 2023 , sekalipun itu PT Freeport Indonesia (PTFI) karena akan menganggu proses hilirisasi pertambangan yang rencana turunan dari produk smelter tambang seperti tembaga dan nikel akan beralih industri-industri turunan berupa mobil listrik dan lain – lain yang akan memberikan dampak pemasukan bagi negara dan lapangan kerja baru bagi masyarakat,” kata Arief Poyuono dalam keterangannya, Rabu (27/3/2024).
Arief menegaskan, jika terjadi perpanjangan ekspor mineral mentah artinya pemerintah sendiri tidak berkomitmen dengan program hilirisasi di sektor tambang.
“Karena itu pemerintah harus tegas untuk menolak izin perpanjangan ekspor mineral mentah sesuai dengan perintah UU minerba ,” ungkapnya.
(Agus/Dist)