BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Seiring dengan mudahnya akses sosial media menjadikan banyak anak muda yang memilih untuk memiliki akun tambahan selain akun utama mereka, yang biasa disebut second account maupun akun anonim.
Namun, sangat disayangkan akun-akun yang tak jelas nama pemiliknya ini banyak disalahgunakan untuk tujuan-tujuan negatif.
Lalu muncul sebuah pertanyaan, apakah benar akun anonim atau second account ini merupakan simbol kemunafikan?
Podcast Close the Door di kanal YouTube Deddy Corbuzier, yang diunggah pada Kamis (09/01/2025), menghadirkan Boris Bokir dan Habib Jafar sebagai bintang tamu.
Dalam perbincangan itu, Habib Jafar banyak menyinggung soal agama yang berperan penting untuk aspek kesehatan mental.
“Karena 32 juta angka kasus gangguan mental anak muda di Indonesia dan agama harusnya memberikan peran penting di sana,” tegas Habib Jafar.
Selain itu, ia pun mengungkapkan isu hari ini yang sering kali memunculkan kerusuhan dan keributan di dunia maya, yakni kehadiran second account atau akun anonim.
Dampak dari munculnya akun-akun tak jelas identitas pemiliknya itu, kata Habib, dapat menghancurkan mental dan rasa percaya diri seseorang.
“Akun anonim dan second account, coba berapa banyak keributan, kehancuran kepercayaan diri, dan keterpurukan mental yang disebabkan oleh akun-akun seperti itu,” ujar Habib Jafar.
Habib Jafar pun mengungkapkan keinginannya agar semua perspektif agama menegaskan bahwa second account itu adalah simbol kemunafikan.
“Lu diberi identitas sebagai manusia yang dibanggakan oleh Tuhan, kemudian lu malah memilih untuk menyembunyikannya dan menjadi orang lain. Itu kan kemunafikan,” tuturnya.
BACA JUGA: Ini Cara Hapus Permanen Akun Ask.fm di iPhone, Android dan Web
Second Account di Kalangan Gen Z
Perbedaan second account dengan akun utama terletak pada penggunaannya. Biasanya second account ini sifatnya lebih privat sedangkan akun utama lebih formal dan terbuka untuk diikuti oleh akun siapa pun.
Beberapa orang memilih penggunaan kedua akun ini sebagai batasan dalam menjaga identitasnya di media sosial.
Kebanyakan Gen Z memilih second account sebagai tempat untuk mereka bebas mengekspresikan diri.
Mereka akan merasa lebih nyaman dan leluasa saat membagikan konten maupun momen karena merasa tidak banyaknya pandangan ataupun penilaian dari orang lain.
Second account juga dapat membantu penggunanya untuk dapat terbuka dengan bebasnya mengungkapkan rasa senang, sedih, khawatir, gelisah, tanpa takut mendapatkan hate speech .
Hal tersebut mampu menjaga keseimbangan emosional juga mengurangi tekanan dalam memenuhi ekspetasi publik.
(Magang UIN SGD/Lia Reliya Berliana-Aak)