BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pertandingan klasik antara Liverpool dan Manchester United di Liga Inggris selalu menjadi laga dengan tensi tinggi. Namun, pada matchweek ke-20 Liga Inggris 2024/2025, narasi pertandingan ini tak hanya soal rivalitas abadi kedua klub, tetapi juga cerita di balik layar tentang perjuangan Liverpool menghadapi badai cedera.
Liverpool memasuki laga ini sebagai pemuncak klasemen sementara. Dengan raihan 45 poin dari 18 pertandingan, mereka tampil dominan musim ini.
Kendali pelatih Arne Slot terlihat nyata, membawa The Reds bermain konsisten, bahkan mengalahkan tim-tim besar seperti Arsenal dan Real Madrid.
Di sisi lain, Manchester United berada di situasi sebaliknya. Setan Merah, kini ditangani Ruben Amorim setelah pemecatan Erik ten Hag, hanya mampu mengoleksi 22 poin dari 19 laga.
Mereka terdampar di papan bawah klasemen, hanya tujuh poin di atas zona degradasi.
Namun, rivalitas yang begitu dalam sering kali mengaburkan perbedaan performa. Meski secara statistik Liverpool jauh di atas angin, pertemuan ini tetap sulit diprediksi.l
Liverpool menghadapi masalah pelik, empat pemain inti mereka dipastikan absen. Ibrahima Konate, Conor Bradley, Joe Gomez, dan Federico Chiesa tidak akan tampil karena cedera.
Konate dan Bradley, dua pemain penting di lini belakang, cedera dalam laga keras melawan Real Madrid. Absennya Konate berarti Virgil van Dijk harus menggandeng bek muda, Jarell Quansah, untuk menjaga lini pertahanan.
Ini menjadi ujian besar bagi Quansah menghadapi rival sebesar Manchester United.
Joe Gomez, yang biasanya menjadi pelapis ideal, juga absen akibat cedera hamstring. Hal ini membuat Liverpool hampir kehabisan opsi di lini pertahanan.
Sementara itu, ketidakhadiran Chiesa mengurangi daya gedor Liverpool di sisi sayap, meskipun mereka masih memiliki Mohamed Salah dan Darwin Nunez.
BACA JUGA: PSG Tawarkan Kontrak Bernilai Fantastis untuk Salah
Manchester United datang ke Anfield dengan beban besar. Kekalahan 0-3 di Old Trafford pada awal musim masih menjadi bayang-bayang bagi para pemain mereka.
Ruben Amorim, yang baru saja mengambil alih kursi kepelatihan, mencoba memperbaiki moral tim.
Namun, kondisi Liverpool yang pincang juga bisa menjadi momentum bagi United.
Sejarah mencatat, pertemuan Liverpool dan Manchester United tidak hanya tentang hasil akhir, tetapi juga tentang kebanggaan dan identitas.
Di tengah cedera yang menggerogoti skuad, Liverpool akan mengandalkan dukungan publik Anfield. Sorak sorai dari tribun bisa menjadi penyemangat yang membuat mereka tampil lebih dari sekadar 100 persen.
Di sisi lain, bagi Manchester United, kemenangan di laga ini tak hanya akan memberikan tiga poin, tetapi juga memperbaiki hubungan mereka dengan para pendukung.
(Budis)