JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Timnas U17 Wanita Indonesia tak berdaya di ajang Piala Asia U17 di Bali dengan tiga kekalahan telak dari Korea Selatan, Filipina, dan Korea Utara di Grup A.
Di babak penyisihan tersebut, Indonesia mengalami kekalahan telak 1-6 oleh Filipina, 0-12 ole Korea Selatan, dan 0-9 oleh Korea Utara. Namun PSSI tidak ambil pusing meski Indonesia hanya menjadi ladang poin bagi tim negara lain.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, justru memberi semangat langsung kepada tim U17 wanita Indonesia yang sudah melakoni laga Piala Asia U17 Wanita di Bali. Bahkan Erick tetap hadir ke Bali demi memberi motivasi dan semangat bagi Garuda Muda Wanita.
Erick mengakui Indonesia masih dalam tahap membangun sepak bola wanita dari bawah. Dia juga memastikan bahwa PSSI serius mempersiapkan timnas dan sepak bola wanita secara total.
Kata Erick, keseriusan PSSI dimulai dengan memilih pelatih top sepak bola wanita dunia asal Jepang, Satoru Mochizuki. PSSI sukses melobi pelatih yang sukses mengantarkan timnas wanita Jepang meraih peringkat dua Olimpiade 2012.
“Sore ini saya hadir di Bali, mendukung tim U-17 wanita tanpa melihat hasil. Memang kita startnya minus dan coach Mochi dan seluruh tim saat ini tengah berbenah,” ujar Erick dalam keterangan resmi PSSI, Minggu (12/5/2024).
Erick pun meminta pemain untuk tetap semangat meski masih menantikan hasil positif.
BACA JUGA:23 Pemain Timnas Indonesia U17 Wanita Menuju AFC U17 Women’s Asian Cup
Satoru Mochizuki
Pelatih Timnas Wanita Indonesia, Satoru Mochizuki megakui bahwa ajang Piala Asia U17 wanita di Bali menjadi gambaran masih banyaknya pekerjaan rumah bagi dirinya sebagai pelatih kepala.
Setelah di laga terakhir takluk atas Korea Utara dengan skor telak 0-9, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, (12/5), Satoru tetap melihat semangat dan usaha anak-anak asuhnya dari awal laga hingga akhir.
“Kita memang kalah, tetapi saya lihat permainan anak-anak pemain tadi mereka berusaha sampai di menit akhir menahan hampir kebobolan. Kecewa, tapi saya ada rasa bangga kepada anak-anak,” tegas Satoru Mochizuki.
Ia menjelaskan, dari tiga laga yang sudah dilakukan, sangat terlihat dan terasa perbedaan level kita dengan negara lain. Bahkan kekurangan masih ada di bagian sepakbola dasar, seperti passing, control bola, shooting.
“Saya rasa perlu diasah dan dilatih kembali. Yang penting, kita tidak terpuruk terus, larut dalam kekalahan ini, kita harus menatap ke depan, latihan lebih keras lagi,” sambungnya.
Setelah turnamen ini berakhir, banyak yang nantinya akan dilakukan oleh pria 59 tahun itu. Namun apa yang dilakukannya di turnamen ini adalah ingin melihat kemampuan para pemain,
“Bagaimana mereka bermain, seperti apa mereka bermain, itu yang ingin saya ketahui di awal-awal,” ungkapnya.
Ia juga melihat pertandingan di grup lain, seperti Australia, Tiongkok termasuk Jepang. Kemudian dapat terlihat seberapa jauh perbandingan level Indonesia dengan negara-negara tersebut.
“Dengan begitu harapannya saya bisa mendapatkan gambaran, peta kekuatan negara lain, saat ini kita bagaimana, agar kedepannya bisa lebih baik,” katanya.
Kendati demikian, tegas Satoru, semua ini harus terus dilanjutkan, berlatih setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun.
“Ini akan menjadi awal mula, pemain harus tetap semangat dan terus berlatih, dan berusaha lebih keras lagi,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai pencarian bibit pemain sepak bola wanita di Indonesia, tetapi ia tak bisa berkomentar banyak karena baru datang ke Indonesia dan belum mengetahui lebih detail tentang sistem sepakbola di Indonesia.
“Saya ingin informasi yang lebih banyak lagi, dan bisa saya pelajari,” bebernya.
Untuk itu, dirinya tertuntut harus memperbanyak komunikasi dengan para staf, ofisial, dan PSSI. Rencananya, ia akan mengadakan scouting pemain, yang disebarluaskan mengenai sepak bola wanita agar semua pihak mengetahuinya.
(Aak)