BANDUNG,TM.ID: Debat Calon Wakil Presiden 2024 sempat berjalan memanas ketika Cawapres nomor urut 3, Gibran Rakabuming Raka, melemparkan pertanyaan ke Cawapres nomor urut 2, Mahfud MD. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan tantangan green inflation dalam konteks perlindungan lingkungan.
Gibran dengan tegas menyebut green inflation bukanlah inflansi hijau dan menyampaikan bahwa Mahfud MD, sebagai seorang profesor, pasti memahaminya dengan baik. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan green inflation?Tantangan ini merujuk pada kenaikan harga bahan mentah dan energi sebagai akibat dari transisi hijau.
Fenomena ini menjadi semakin kompleks dan memiliki implikasi jangka panjang, terutama dalam upaya negara-negara untuk memenuhi komitmen lingkungan.
Dinamika dan Faktor Pendorong
Inflasi yang terjadi setelah rencana pemulihan pascapandemi, yang semakin diperparah oleh perang di Ukraina, mungkin tidak bersifat sementara. Istilah “green inflation” mencerminkan pemahaman bahwa kenaikan harga dapat bersifat jangka panjang seiring dengan upaya negara-negara untuk memenuhi komitmen lingkungan.
Peningkatan pengeluaran untuk teknologi bebas karbon menjadi faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga bahan-bahan strategis untuk infrastruktur berkelanjutan. Sementara itu, peraturan lingkungan yang semakin ketat dapat membatasi investasi pada proyek pertambangan yang berpolusi tinggi, mengakibatkan kenaikan harga bahan baku dan membuat transisi hijau menjadi lebih mahal.
BACA JUGA: Debat Capres-Cawapres Tentang Isu Lingkungan, Peluang Gibran Raup Pemilih Muda
Green inflation memberikan gambaran bahwa transisi hijau tidak hanya melibatkan perubahan infrastruktur dan teknologi, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada ekonomi global. Kenaikan harga yang terjadi dapat menjadi hambatan bagi implementasi kebijakan lingkungan, sehingga perlu pertimbangan matang dalam merancang solusi yang berkelanjutan.
(Kaje/Usk)