MEDAN,TM.ID : Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) Arif Mandu mengatakan, pihaknya memperkuat stok beras untuk mengantisipasi potensi terjadinya El Nino, fenomena memanasnya suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah dan membuat curah hujan Indonesia turun, pada Juni-Agustus 2023.
“Kami akan memperkuat ‘buffer stock’ dan memaksimalkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP),” ujarnya di Medan, Jumat (12/5/2023).
Arif melanjutkan, jika diperlukan, pihaknya akan mengajukan tambahan stok ke pemerintah pusat.
Saat ini, menurut dia, titik aman stok beras di Sumut adalah 20 ribu-30 ribu ton untuk kebutuhan per tiga bulan.
“Untuk jangka panjang, bila perlu kami akan mengajukan tambahan 100 ribu ton stok beras,” kata Arif.
Namun, dia mengingatkan, perlu kerja sama semua pemangku kepentingan di Sumatera Utara untuk menanggulangi efek El Nino, terutama Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut.
Sebelum pertengahan bulan, Arif berharap pemerintah daerah mempersiapkan sektor pertanian agar tidak tumbang karena El Nino.
“Ketika kemarau, sawah-sawah tadah hujan tidak bisa menghasilkan. Mudah-mudahan persawahan irigasi bisa menemukan saluran air untuk berproduksi,” tutur dia.
Selain itu, Arif menambahkan, perlu diantisipasi pula soal kenaikan harga beras saat musim kering akibat El Nino.
BACA JUGA: Kemenag Monitor Harga dan Pasokan Pangan Antisipasi Dampak El Nino
Pemerintah pusat, dia menilai, sudah melakukan hal yang tepat dengan menyalurkan bantuan sosial beras 10 kilogram per bulan kepada setiap keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia termasuk Sumatera Utara.
“Bantuan sosial itu, ditambah operasi pasar, berguna untuk menstabilkan harga beras,” ujar Arif.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, ada 50-60 persen peluang terjadinya El Nino di Indonesia pada semester kedua tahun 2023 dengan puncaknya diyakini pada Agustus.
Salah satu dampak El Nino yang sangat diwaspadai adalah terjadinya gagal panen. Gagal panen ini akan membuat kurangnya stok beras yang berujung pada meningkatnya harga.
(Budis)