Aneh! MBG Kota Bandung Sudah Berjalan, Dinas Ketahanan Pangan Tak Dilibatkan

MBG Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandung
(Instagram SMPN 45 Kota Bandung)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Gin Gin Ginanjar menanggapi hadirnya program MBG di Kota Bandung ini belum ada keterlibatan dari DKPP secara langsung.

Ia menjelaskan instruksi ataupun arahan yang disampaikan dari pusat untuk DKPP daerah masih ditunggu hingga saat ini.

Padahal apabila melihat dari segi peran dan fungsi DKPP ini memiliki pengaruh yang besar dalam mendukung kesuksesan program MBG khususnya di Kota Bandung.

“Tapi kalau dari sisi DKPP sesuai dengan fungsinya kita punya banyak kepentingan untuk program ini. Pertama, terkait penyediaan bahan pangan kebutuhan khususnya pangan dan petani lokal, kalau di Bandung ada program yang namanya Buruan Sae yang sudah tersebar di seluruh kelurahan kota Bandung,” ungkap Gin Gin Ginanjar dalam wawancara eksklusif, Kamis (23/1/2025).

“Kedua, terkait dengan keamanan pangan khususnya pangan-pangan segar atau kalau di dapur itu bahan baku. Kita punya kewajiban untuk memastikan bahan pangan yang dikonsumsi aman, sehat, dan bermutu, salah satunya melalui pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium DKPP,” tambahnya.

BACA JUGA: Siswa Dilarang Dokumentasikan MBG di Bandung, Kenapa?

Selain itu, DKPP juga memiliki keterlibatan dalam edukasi dan sosialisasi yang dilakukan ke sekolah-sekolah bahkan orang tua. Hal tersebut tentunya sebagai upaya DKPP juga dalam mengurangi kelompok stunting di Kota Bandung yang dikemas dalam program Pengendalian Stunting.

“Yang terakhir, DKPP juga berperan dalam pemanfaatan sisa-sisa makanan dan sampah dapur maupun sampah konsumsi. Bagaimana kita mengedukasi supaya tidak ada makanan bersisa, makan yang benar, pemberian imunisasi, termasuk kalaupun nantinya bersisa bisa diolah menjadi pupuk,” jelasnya.

Saat disinggung terkait sudah ada kah wacana waktu untuk pemerintah pusat mengajak DKPP terlibat dalam program ini, Gin Gin Ginanjar mengungkapkan sejauh ini masih menunggu respon dari pihak atas.

“Ya kita berharap sih ada instruksi makanya kita juga sekarang coba untuk berkomunikasi paling tidak mempublikasikan dan menyampaikan kepada Badan Gizi Nasional bahwa di Kota Bandung memiliki potensi untuk pemenuhan bahan baku. Nah, mudah-mudahan di waktu dekat, kita diakomodir menjadi salah satu pemenuhan bahan baku dalam pemenuhan program MBG ini,” jelasnya.

Komunitas Buruan Sae Siap Pasok Bahan Baku MBG

Kepala DKPP tersebut mengungkapkan dalam waktu tunggunya, mereka sudah menyiapkan dan merencanakan segala kebutuhan program MBG untuk Kota Bandung yang menjadi peran mereka nantinya.

“Tapi yang penting paling tidak kita ingin menyampaikan bahwa kepentingan bahan baku mudah-mudahan pemerintah pusat bisa memanfaatkan bahan baku yang kita siapkan dari petani lokal Bandung khususnya dari produksi Buruan Sae,” ungkapnya.

“Salah satu yang kita tawarkan adalah memberdayakan petani, dengan begitu ekonomi lokal, petani lokal, dan produk lokal juga bisa lebih berdaya,” tambahnya.

Buruan sae merupakan program urban farming terintegrasi yang dikembangkan oleh masyarakat Kota Bandung yang bisa menghasilkan berbagai sayuran bahkan protein seperti telur, ayam, ikan, dan hasil ternak lainnya yang bisa menjadi support utama untuk program MBG ini. Sampai hari ini sudah ada 475 komunitas buruan sae di titik lokasi yang tersebar di kelurahan Kota Bandung.

Wacana keterlibatan buruan sae dalam MBG pun disambut hangat oleh salah satu pengelola buruan sae di Kecamatan Cinambo, Neneng (41), yang mengungkapkan tentunya apabila hal itu terjadi akan memberikan dampak baik untuk petani lokal maupun pemenuhan bahan baku yang diperlukan dalam program tersebut.

“Harapannya untuk petani lokal insyaallah pasti merasa terbantu bahkan mungkin bahan baku juga bisa kekurangan ya, apalagi kan sekarang lahan-lahan sudah banyak yang berkurang, memang disisi lain membawa banyak manfaat gitu ya ke petani, tapi diliat juga dari kesiapan setiap buruan sae nya juga apalagi kalau disini lahan nya masih kurang, jadi pemerintah mungkin bisa membantu dalam memperluas lahan terlebih dahulu agar menghasilkan banyak bahan baku yang nantinya bisa digunakan,” pungkasnya.

 

(Magang UIN SGD/Lia Reliya Berliana-Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Bukit Selong
Indah Banget! Ini 3 Alasan Kenapa Kamu Harus ke Bukit Selong
Mobil RC
6 Rekomendasi Merek Mobil RC Terbaik
Senior Lee Joo Shil Meninggal
Aktris Senior Lee Joo Shil Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun
Olahraga Gen Z
5 Rekomendasi Olahraga yang Hype di Kalangan Gen Z
Film Komang
Trailer Film 'Komang' Dirilis, Jadi Film Keempat yang Tayang Lebaran 2025
Berita Lainnya

1

Renato Veiga Ucapkan 'Kumaha Damang?', Tunjukkan Kedekatan dengan Fans Indonesia

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Buntut Pemerasan WNA Tiongkok, 30 Pejabat Imigrasi Soetta Dicopot

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat
Headline
Saat Gas LPG Melon Langka Pemerintah Beberkan Sejumlah Alasan?
Saat Gas LPG Melon Langka, Pemerintah Beberkan Sejumlah Alasan?
jorge-martin-aprilia-racing
Aprilia Fokus Jinakkan RS-GP untuk MotoGP 2025
Guru Ngaji Banting Balita di Tangerang
Miris! Dalih Kesal Sama Korban, Guru Ngaji di Tangerang Banting Balita
30 Pejabat Imigrasi Soetta Dicopot
Buntut Pemerasan WNA Tiongkok, 30 Pejabat Imigrasi Soetta Dicopot

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.