BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Beberapa hari terakhir, publik dikejutkan oleh adanya pernyataan kontroversial dari seorang ahli saraf dan aktivis media sosial, dr Tifa, mengenai dugaan gangguan kejiwaan pemilik akun Kasus, Fufufafa.
Banyak orang meyakini bahwa pemilik akun Fufufafa yang getol melontarkan narasi-narasi kontroversial kepada Prabowo Subianto termasuk sejumlah tokoh lainnya, baik tokoh politik maupun kalangan artis.
Pernyataan yang menuai berbagai tanggapan dari sisi medis maupun etika profesional, menurut dr Tifa, diklaim atas dasar sejumlah observasi perilaku dan perubahan fisik yang dianggapnya sebagai indikasi adanya masalah serius dalam kesehatan mental pemilik akun Fufufafa.
Dugaan Gangguan Kejiwaan
Dalam wawancara dengan program “#SPEAKUP”, dr Tifa menyampaikan pandangannya mengenai Fufufafa yang diduga mengidap gangguan kejiwaan, termasuk psikopat dan adiksi seks.
Dr Tifa menyebut beberapa tanda fisik dan perilaku sebagai dasar dari analisisnya, yang kemudian memicu perdebatan di kalangan masyarakat.
Menurut dr Tifa, orang tersebut menunjukkan perilaku obsesif kompulsif yang ekstrem, termasuk adiksi terhadap pornografi.
“Ada 11 perempuan, tokoh artis, maupun tokoh yang dia jadikan sebagai objek seksualitas,” kata dr Tifa di channel Youtube Abraham Samad SPEAK UP, Selasa (1/10/2024).
Perilaku obsesif ini juga beriringan dengan kecenderungan melontarkan ejekan kasar terhadap individu-individu penting, yang menurutnya merupakan ciri dari gangguan kejiwaan.
Apa Itu Gangguan Obsesif Kompulsif?
Gangguan obsesif kompulsif (OCD) adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan pola pikiran yang tidak diinginkan dan berulang (obsesi) yang menyebabkan seseorang merasa harus melakukan tindakan tertentu (kompulsi) untuk menghilangkan kecemasan yang ditimbulkan oleh obsesi tersebut.
Menurut sejumlah sumber medis, OCD dapat berwujud dalam berbagai bentuk, termasuk dorongan seksual yang tidak terkontrol dan perilaku menghina orang lain, seperti yang dilakukan Fufufafa.
Adiksi Seksual dan Pornografi?
Selain gangguan obsesif kompulsif, dr Tifa juga menyoroti dugaan adiksi seks dan pornografi sang pemilik akun Fufufafa tersebut.
Menurutnya, adiksi ini tidak hanya mempengaruhi perilaku, tetapi juga berdampak langsung pada otak, menyebabkan kerusakan pada bagian yang mengontrol berbagai kecanduan.
Dr Tifa mengaitkan adiksi ini dengan perilaku yang semakin tidak terkendali dan berbahaya, baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
Adiksi Seks dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Mental
Adiksi seksual adalah bentuk gangguan kontrol impuls yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan.
Seseorang yang mengalami adiksi seksual sering kali merasa terdorong untuk melakukan perilaku seksual meskipun sadar akan dampak negatifnya.
Dalam kasus Fufufafa, dr Tifa menduga bahwa adiksi ini berkaitan dengan penggunaan pornografi yang berlebihan, yang pada gilirannya merusak bagian otak yang bertanggung jawab atas pengendalian dorongan seksual.
Berbagai studi menunjukkan adiksi seksual dan pornografi dapat memicu perubahan neurobiologis dalam otak, khususnya di daerah sirkuit otak tengah yang berfungsi mengendalikan berbagai bentuk kecanduan, termasuk narkoba.
Kerusakan pada sirkuit ini sering kali membuat seseorang tidak mampu mengendalikan perilaku adiktifnya, dan dalam kasus yang parah, bisa berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.
Apa Itu Psikopat?
Psikopat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang memiliki gangguan kepribadian antisosial, di mana mereka sering kali tidak menunjukkan penyesalan atas tindakan mereka dan cenderung mengeksploitasi orang lain demi kepentingan pribadi.
Sejumlah tanda psikopati yang umum termasuk kecenderungan untuk memanipulasi, berbohong, dan menunjukkan perilaku agresif atau impulsif.
Dr Tifa juga menyatakan perilaku sang pemilik akun Kaskus itu mengarah pada psikopati, sebuah gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku manipulatif, kurangnya empati, dan kecenderungan untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
Meskipun tidak memberikan bukti klinis yang mendukung klaim ini, dr Tifa menyebut psikopat yang memiliki kekuasaan dapat menjadi ancaman serius, karena mereka mampu menggunakan orang lain untuk melaksanakan tindakan yang mereka sendiri tidak berani lakukan.
(Virdiya/Aak)