JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID –Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat, menyoroti perilaku seorang kepala desa (kades) asal Cirebon, yang belakangan viral karena aksi nyawer di diskotik.
Dana desa pun terancam ditahan, akibat aksi Kades bernama Casmari itu.
“Yang bisa kami lakukan begini, saat ini kan kami sedang memproses bantuan keuangan untuk pembangunan desa. Jadi yang bisa kami lakukan, kami tunda bantuan keuangan untuk desa tersebut sepanjang pelanggaran yang dilakukan oleh kepala desa ini belum ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten,” kata Kepala DPMD Jabar Ade Afriandi dalam keterangannya, dikutip Senin (16/06/2025).
Dana tersebut, direncanakan digalakkan mulai Juli 2025, dengan nilai Rp 130 juta untuk setiap desa. Ade menegaskan, selain Desa Karangsari, Cirebon , desa-desa di Jabar yang bermasalah turut akan ditahan.
“Untuk desa-desa yang bermasalah, itu pencairannya ditunda sampai masalahnya diselesaikan, sampai ada tindakan terhadap pelanggaran, apalagi yang kasus hukum dan kasus hukumnya menyangkut korupsi,” ujarnya.
Namun, ia menyerahkan seluruh sanksi yang diberatkan kepada Casmari kepada Pemkab Cirebon atas aksi nyawer di diskotik. Ia menyesalkan perilaku kades asal Cirebon tersebut
“Berbicara sebagai kepala desa tentu ada etika, ada sisi moral yang harus dijunjung. Kalau yang bersangkutan mengaku saat itu banyak minum ya, walaupun uang pribadi sekalipun tapi karena yang bersangkutan ini kepala desa, seharusnya memberikan contoh baik kepada masyarakatnya,” kata dia.
“Yang kedua kalau berbicara dari sisi agama yang menjadi kepercayaan, misalkan sebagai muslim tahu kan hal ini melanggar atau tidak dari sisi kepercayaan atau agama yang dianutnya,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Buntut Kades di Cirebon Nyawer, Pencairan Dana Desa Ditangguhkan
Kades di Donggala Sulteng Beserta Istri Ditangkap Dugaan Jaringan Sabu-Sabu
Diberitakan sebelumnya, Kepala Desa (Kades) bernama Casmari terekam sedang menebar uang di sebuah diskotik, viral di media sosial.
Usut punya usut kades itu dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Dari wawancara yang beredar di media sosial, bahkan ia mengakui perilaku itu di kelab malam.
Justru, masyarakatnya sudah mengetahui perilaku Casmari, tetapi tak dianggap pusing dan seolah biasa.
“Saya secara nggak sadar itu keadaan namanya di diskotik kan agak puyeng, dan saya pakai uang sendiri bukan pakai dana desa. Dan saya banyak usahanya” kata Casmari dalam wawancara yang beredar di media sosial.
“Masyarakat juga tahu saya dari dulu seperti ini tapi bukan (konsumsi) msyarakat umum. Tapi itu juga sesekali nggak setiap hari,” imbuhnya.
Ia mengklaim, kerap masuk diskotik untuk bersenang-senang dan menyadarkan uang yang dimilikinya.
Lebih lanjut, kata Casmari, pernah menghabiskan uang hingga Rp15 juta. Ia menilai, justru saat ini uang yang dikeluarkan untuk menyawer tidak sebanyak dulu.
“Sebelum jadi kuwu saya sawer pernah habis sampai Rp15 juta. Di situ paling Rp1-2 juta,” katanya.
“Saya usaha sendiri, saya sebelum jadi kuwu (kades), mobilnya tiga, rumahnya juga banyak,” tegasnya saat mengungkapkan sumber dana untuk menyawer.
(Saepul)