BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai konflik antara Iran dan Israel yang kian memanas belum memberikan dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia. Namun tetap perlu diwaspadai terutama terkait potensi lonjakan harga minyak global.
“Kalau kita lihat di Timur Tengah kan transmisinya relatif lambat, dan kita lihat tergantung harga minyak, dan harga minyak tentu beberapa negara punya kepentingan untuk menahan lonjakan harga minyak, jadi kita tunggu saja,” kata Airlangga dilansir Antara, Sabtu (14/6/2025).
Airlangga menyebut bahwa dampak dari konflik Iran dan Israel bersifat sentimen, khususnya terkait kekhawatiran akan ketersediaan pasokan minyak. Sehingga tidak berpotensi terhadap nilai tukar rupiah.
Baca Juga:
Harga Minyak Melonjak Setelah Serangan Israel ke Iran
Kapal Kemanusiaan Bersama Greta Thunberg Diserbu Israel di Laut Internasional
“Penjalarannya (dampak) karena Timur Tengah memang sudah ‘panas’, jadi relatif dari segi perdagangan itu tidak tertransmisi (terdampak), tetapi dari segi sentimen, ketersediaan supply minyak itu yang perlu kita perhatikan dulu,” ungkapnya.
Untuk diketahui, konflik yang memanas di kawasan Timur Tengah turut mendorong harga minyak dunia naik ke kisaran 72-73 dolar AS per barel, lebih tinggi dari rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang berada di level 65,29 dolar AS per barel.
Saat ditanya apakah pemerintah telah melakukan koordinasi khusus untuk mengantisipasi gejolak kawasan, Menko Airlangga menyebut bahwa pemantauan situasi masih dilakukan.
“Ya kan baru tadi pagi, ya kita monitor dulu,” ucapnya.
Sebelumnya, CBS News melaporkan bahwa Teheran akan membalas dengan menyerang fasilitas militer AS di Irak. Situasi ini menambah ketegangan geopolitik yang sudah lama terjadi di kawasan tersebut. (_usamah kustiawan)