Kasus DBD di Kota Bandung Meningkat, 11 Orang Meninggal Mayoritas Anak-anak

DBD kota bandung
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian. (Rizky/Teropongmedia)

Bagikan

BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung jumlahnya meningkat sekitar 2.000 kasus, termasuk sebelas orang meninggal dunia pada periode Januari hingga April 2024.

Hal itu diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian. Ia mengatakan, kesebelas orang meninggal tersebut didominasi anak-anak.

“Ada 11 orang meninggal sekarang, dari Januari sampai April ini, didominasi masih oleh anak-anak,” kata Anhar Hadian, Jumat (19/4/2024).

Anhar mengaku, pasca bulan puasa kemarin sempat ada penurunan. Namun, pihaknya belum bisa memastikan data tersebut. Pasalnya, pada bulan April kasus DBD naik kembali.

“Kalau melihat grafik mingguan sebenarnya menurun, cuman masalahnya kami belum bisa memastikan ada penurunan. Karena waktu bulan Maret juga sempat turun, cuman april naik lagi,” kata dia.

Saat ini pihaknya belum dapat memastikan kesimpulan kasus DBD tersebut melonjak naik atau menurun. Sebab, saat ini di Nasional pun kasus DBD masih terus naik.

“Jadi kami belum berani menarik kesimpulan menurun, apalagi juga sekarang Nasional masih terus naik,” ujarnya.

Adapun perbandingan jumlah kasus DBD per-tahun, kata Anhar , kasus DBD di tahun 2023 sangat rendah. Bahkan, dirinya mengklaim kasus DBD 2023 di Kota Bandung paling rendah se-Indonesia.

BACA JUGA: Perbub Bupati Belum Disertai Sanksi, Kawin Kontrak Marak di Cianjur

Namun berbanding terbalik dengan tahun 2024, kasus DBD melonjak naik. Bahkan menurutnya, bulan April tahun 2024 lebih tinggi kasusnya dibandingkan dengan setahun 2023.

“Memang angka 2023 rendah sekali kasus DBD itu se-Indonesia. Tahun 2024 melonjak, bahkan April ini sudah lebih tinggi kasusnya dibanding setahun 2023,” imbuhnya.

Anhar mengatakan, banyak faktor yang menjadi penyebab melonjaknya kasus DBD di Kota Bandung, antara lain seperti curah hujan yang tinggi, pergantian cuaca, dan kesadaran masyarakat.

“Banyak faktor, didukung curah hujan tinggi, pergantian cuaca dari hujan ke panas, lalu perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakatnya itu sendiri,” pungkasnya.

 

(Rizky Iman/Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
FP1 MotoGP Jerman Bagnaia
Bagnaia Finish di Posisi 9 FP1 MotoGP Jerman 2024
Jerman vs Spanyol Euro 2024 adu penalti
Jelang Laga Jerman vs Spanyol Euro 2024, Ilkay Gundogan Ungkap Rahasia Penalti
Kuasa Hukum Yakin Hakim PN Kabulkan Permohonan Pr
Serahkan Berkas Kesimpulan, Kuasa Hukum Yakin Hakim PN Kabulkan Permohonan Praperadilan Pegi Setiawan
Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis
Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Duel Mega Bintang Daratan Eropa
Terciduk, Aktor Bollywood Selundupkan Hewan Langka-Cover
Terciduk, Aktor Bollywood Selundupkan Hewan Langka Indonesia
Berita Lainnya

1

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

2

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
Gempa Guncang Tanimbar gempa bumi aceh
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami
UU KIA kementrian PPPA
Jokowi Sahkan UU KIA, Kementrian PPPA Buat Turunannya
Cawagub Sumatera Utara
PKB Usung Nagita Slavina Jadi Pasangan Bobby Nasution di Pilkada Sumut
kantor kementerian esdm digeledah
Kantor Kementerian ESDM Digeledah Bareskrim, Terkait Korupsi 2020