BANDUNG.TM.ID Gunung Agung mempunyai tinggi 3.142 mdpl dan juga menjadi gunung paling tinggi di Pulau Bali. Letaknya ada di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.
Gunung tesebut dianggap sebagai tempat yang sangat kramat dan disucikan oleh masyarakat Bali. Uniknya di gunung ini terdapat Pura Besakih yang menjadi pura terpenting bagi orang Hindu di Bali. Saat cuaca mendukung kamu juga bisa melihat penampakan gunung Rinjani dari sini.
Merupakan gunung tertinggi di Bali membuat gunung ini menjadi tujuan favorit pecinta alam. Apabila kamu ingin mendaki gunung ini, maka kamu perlu mengetahui jalur pendakian yang akan kamu tempuh. Pendaki gunung Agung pemula disarankan menggunakan jasa pemandu supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak hanya itu, masih ada beberapa mitos atau larangan dari masyarakat bagi para mendaki gunung Agung. Berikut penjelasan mengenai pantangan tersebut.
1. Dilarang Membawa Daging Sapi
Menurut masyarakat sekitar, bagi mereka yang mempunyai ilmu spiritual pasti akan melihat sapi hitam besar saat sedang mendaki gunung tersebut. Maka dari itu, sampai detik ini terdapat pantangan untuk tidak membawa daging sapi ke puncak Gunung Agung.
Karena berdasarkan cerita-cerita orang tua zaman dulu, Ida Bhatara yang ada di Gunung Agung dalam bentuk Siwa dan Siwa merupakan kendaraan yang berupa sapi atau lembu, melansir detikbali. Sapi sebagai hewan suci oleh masyarakat Bali.
Bagi pendaki Gunung Agung yang nekat membawa hewan ini, maka akan mendapat bahaya saat mendaki.
2. Larangan Memakai dan Membawa Emas
Pantangan pendaki Gunung Agung berikutnya, pendaki tidak boleh membawa atau menggunakan peralatan yang bahan dasarnya emas saat ke puncak. Karena gunung adalah milik alam yang mereka umpamakan sebagai emas. Jadi, jika membawa emas maka energinya juga akan besar.
“Jika lantas membawa emas maka akan menimbulkan bahaya dan itu juga sudah banyak terjadi kefatalan, di mana saat mendaki bisa datang angin kencang, terpeleset bahkan ada juga yang sampai meninggal” ungkap Jro Mangku Umbara, melansir detikbali.
3. Larangan Mendaki di Hari Tertentu
Pendaki gunung Agung tidak boleh melakukan pendakian pada hari Sabtu Kliwon atau Tumpek, Selawa Kliwon, dan Rabu Wage. Karena hari tersebut dianggap sebagai payogaan Ida Bhatara di Gunung Agung. Saat hari tersebut bisa saja terjadi angin kencang, cuaca yang gelap dan lain-lain.
4. Mengucap Puyung
Pendaki gunung Agung juga tidak boleh mengucap Puyung. Terdapat penghasilan buah belanding yang mirip dengan pete dan biasanya masyarakat jual di sekitar Gunung Agung. Saat sedang panen jiak ada masyarakat yang mengucap puyung maka buah tersebut isinya akan kosong.
`Pantangan tersebut sudah terbukti dengan jelas. Maka dari itu, masyarakat harus berhati-hati saat bertutur kata.
5. Larangan Mendaki Saat Piodalan
Saat ada acara piodalan di Pura Pasar Agung yang diawali nyejer atau Ida Bhatara melinggih, maka tidak boleh untuk melakukan pendakian. Jika ada yang melanggarnya maka akan ada teguran atau peringatan.
“Saat piodalan di Pura Pasar Agung pernah ada pendaki yang melanggar sehingga terjadilah kefatalan ada yang jatuh, bahkan ada yang sampai patah, Sehingga kita harus percaya dengan keajaiban itu dan pendaki hharus taat akan aturan: jelas Jro Mangku Umbara. melansir detikbali.
Jadi, itulah pantangan pendaki Gunung Agung yang perlu kamu perhatikan. Ingat, kita harus selalu menghormati adat yang ada di setiap daerah.
BACA JUGA: Misteri Dibalik Keindahan Gunung Lawu
(kaje)