BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menyambut tahun ajaran baru 2025, Pemerintah Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, membuat gebrakan positif yang patut diacungi jempol. Sebanyak 285 pelajar menerima bantuan perlengkapan sekolah berupa tas dan alat tulis yang didanai dari Dana Desa (DD).
Langkah ini bukan hanya sekadar pembagian barang, tapi juga bukti nyata bahwa desa bisa hadir secara langsung dalam menyelesaikan masalah pendidikan di tingkat akar rumput.
“Jenis bantuan disesuaikan dengan kebutuhan yang disampaikan warga. Tahun ini tas, sebelumnya seragam. Tahun depan bisa jadi sepatu,” ujar Erwin Pribadi, Kepala Desa Kepatihan mengutip dari RRI Kamis (29/5/2025).
Menurut Erwin, program ini sudah menjadi agenda tahunan yang rutin dilakukan dengan semangat gotong royong. Pemilihan penerima bantuan pun dilakukan secara selektif dan transparan.
Beberapa kriteria utama meliputi kondisi ekonomi keluarga, status sebagai anak yatim, penyandang disabilitas, dan capaian prestasi akademik.
Proses perencanaan bantuan melibatkan dialog langsung dengan warga, membuat program ini semakin tepat sasaran.
Baca Juga:
Desak Two-State Solution, Prabowo Buka Peluang Diplomatik dengan Israel!
Warga Bisa Dapat Uang! Desa di Indramayu Kelola Sampah Pakai Aplikasi
Bukan hanya untuk pelajar
Bahkan, tidak hanya pelajar yang diperhatikan sejumlah janda di desa pun turut menerima santunan, yang bersumber dari dana pribadi istri Kepala Desa.
“Total anggaran Dana Desa yang dialokasikan untuk program perlengkapan sekolah tahun ini mencapai Rp46.000.000,” ucap Erwin.
Tak heran, inisiatif ini mendapat apresiasi tinggi dari Bupati Jombang, Warsubi, yang turut hadir dan menyampaikan pandangannya.
Ia menyebut program ini sebagai contoh konkret kepemimpinan desa yang peka dan solutif terhadap kondisi warganya.
“Meski terlihat sederhana, bantuan seperti ini memberikan dampak signifikan. Anak-anak lebih termotivasi bersekolah, orang tua merasa terbantu, dan solidaritas sosial di desa ikut tumbuh,” ungkap Warsubi.
Bupati Warsubi bahkan mendorong agar desa-desa lain di Jombang maupun di luar daerah bisa menjadikan program ini sebagai inspirasi dalam memperkuat pembangunan manusia di tingkat lokal.
Dengan kebijakan yang berorientasi pada warga seperti ini, Desa Kepatihan sukses menunjukkan bahwa penggunaan Dana Desa bisa dioptimalkan untuk hal-hal yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah.
Program bantuan pelajar ini sekaligus menunjukkan bahwa ketika pemimpin desa dan masyarakat kompak. Maka pembangunan tidak harus mahal, tapi bisa berdampak besar.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)