BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sekolah Rakyat yang berada di kawasan Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Bekasi Timur, Jawa Barat, akan memulai kegiatan belajar mengajar untuk tahun ajaran 2025/2026 pada Senin (14/7/2025). Sebanyak 180 siswa jenjang SMA dijadwalkan mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran resmi dimulai.
“Besok tanggal 14 Juli akan dimulai proses belajar mengajar di STPL Pangudi Luhur, diawali dengan masa orientasi siswa,” ujar Kepala STPL Bekasi, Wahyu Dewanto, Minggu (13/7/2025).
Dari total peserta didik yang diterima, sebanyak 105 merupakan siswi dan 75 lainnya siswa laki-laki. Seluruhnya berasal dari keluarga kurang mampu hingga sangat miskin, sesuai dengan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSN) pada kelompok desil satu dan dua.
Sebelum kegiatan belajar dimulai, para siswa akan mengikuti proses registrasi dan menerima arahan. Selain itu, mereka juga akan menjalani pemeriksaan kesehatan yang diawasi langsung oleh tim sekolah, termasuk kepala sekolah dan para guru.
“Besok pagi kan datang, nanti registrasi kalau ada barang yang perlu ditaruh di kamar, kamarnya sudah dibagi. Mungkin ditaruh dahulu nanti selanjutnya kita akan melakukan pengumuman secara umum di aula,” tutur Wahyu.
Sekolah Rakyat STPL Bekasi sebelumnya telah menggelar simulasi pembelajaran pada 9-10 Juli 2025. Dalam simulasi tersebut, siswa telah mencoba tinggal di asrama dan mengikuti sejumlah kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan gratis, pemetaan bakat (talent mapping), hingga pengenalan sistem pembelajaran berbasis teknologi melalui learning management system (LMS).
Menariknya, simulasi ini juga dilengkapi dengan tes DNA berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menggali potensi siswa secara lebih mendalam.
“Sudah siap dimulai, karena ada juga beberapa serta yang sudah membawa baju dan ditaruh di asrama. Jadi sudah pada siap,” ujar Wahyu.
Selama menjalani masa pendidikan, para siswa akan menerima asupan makanan bergizi sebanyak tiga kali sehari, ditambah dua kali camilan. Mereka akan tinggal di asrama, dengan aturan bahwa kunjungan keluarga hanya diizinkan sekali dalam sebulan.
Sarana pembelajaran mencakup sembilan ruang kelas yang dilengkapi dengan smartboard serta laptop di setiap mejanya. Selain itu, tersedia asrama terpisah bagi siswa putra dan putri, dengan jumlah total 50 kamar. Sekolah ini juga dilengkapi dengan laboratorium komputer, bahasa, biologi, kimia, dan fisika.
Baca Juga:
Siswa Dilarang Keras Bawa Hape, Ini Daftar Aturan Sekolah Rakyat
Fasilitas pendukung lainnya mencakup lapangan olahraga, ruang makan terpisah untuk laki-laki dan perempuan, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang OSIS, UKS, perpustakaan, musala, serta ruang rapat.
Bangunan sekolah ini sebelumnya adalah milik Kementerian Sosial dan digunakan sebagai fasilitas bagi penyandang disabilitas. Kini, gedung tersebut telah dialihkan fungsinya menjadi sekolah inklusif berbasis kerakyatan. Para penghuni sebelumnya telah dipindahkan ke lokasi lain yang masih berada di wilayah sekitarnya.
(Virdiya/_Usk)