BANDUNG TM.ID: Karakter anak tentu berbeda-beda, ada yang pendiam, selalu ceria, kalem, pemarah, emosional, atau mungkin apriori. Menghadapi anak yang sering marah memang tidak mudah, tetapi tidak berarti bahwa itu tidak mungkin. Artikel ini memuat beberapa tips cara meredam emosi anak.
Anak-anak sejatinya belum bisa mengendalikan emosi dengan baik. Itu membuat mereka mengekspresikan perasaan mereka dengan berteriak, menangis dan bahkan mengamuk. Permasalahn spikologi anak memang sudah menjadi bagian terpenting bagi setiap orang tua untuk memahaminya.
Berikut cara meredam emosi anak:
1. Bicarakan tentang perasaan
Anak-anak, terutama yang masih kecil, mungkin sulit untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas. Ajak anak berbicara secara terbuka dan penuh perhatian tentang apa yang menyebabkan mereka marah. Dengan memberi mereka kesempatan untuk berbicara, Anda menunjukkan bahwa perasaan mereka dihargai dan diakui. Tunjukkan empati dan pengertian terhadap perasaan mereka, sehingga anak merasa didukung dan lebih termotivasi untuk berbicara tentang perasaannya.
BACA JUGA: 5 Cara Agar Anak Masuk Sekolah Tak Rewel dan Semangat Belajar
2. Ajarkan strategi menghadapi emosi
Anak-anak perlu dipandu untuk mengembangkan keterampilan mengelola emosi mereka dengan baik. Bantu mereka mengenali tanda-tanda awal ketika marah mulai muncul, seperti detak jantung yang cepat atau perubahan suasana hati. Kemudian, ajarkan teknik-teknik relaksasi seperti bernapas dalam-dalam, menghitung hingga 10, atau mengalihkan perhatian dengan bermain atau berolahraga. Dengan memberikan alat-alat ini, Anda membantu anak belajar untuk menenangkan diri dan mengatasi kemarahan dengan lebih efektif.
3. Teladani perilaku yang tenang
Anak-anak sangat memperhatikan dan meniru perilaku orang tua atau pengasuhnya. Jika Anda sering menunjukkan kemarahan atau kesulitan mengelola emosi sendiri, anak mungkin akan meniru pola perilaku tersebut. Oleh karena itu, penting bagi Anda sebagai orang tua atau pengasuh untuk menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan reaksi yang tenang dan positif dalam menghadapi situasi yang menantang. Ini akan membantu anak belajar bagaimana merespon dengan lebih baik ketika mereka menghadapi situasi yang sama.
4. Jangan memaksa berbicara
Terkadang, anak mungkin merasa kesulitan atau enggan untuk berbicara tentang apa yang menyebabkan kemarahan mereka pada saat itu. Biarkan mereka tahu bahwa Anda siap mendengarkan kapan pun mereka merasa nyaman untuk berbicara, tetapi jangan memaksa mereka untuk berbicara jika mereka belum siap. Berikan waktu dan ruang bagi mereka untuk merenungkan perasaan mereka, dan mungkin mereka akan datang kepada Anda nanti untuk berbicara tentang masalah tersebut.
BACA JUGA: Menggambar! 7 Manfaat untuk Anak, Orang Tua Wajib Tahu
5. Kenali pemicu marah
Amati dan catat apa yang sering menyebabkan anak menjadi marah. Pemicu bisa berasal dari dalam diri anak, seperti perasaan tidak adil, takut, atau frustrasi. Pemicu juga bisa datang dari lingkungan sekitarnya, seperti konflik dengan teman sebaya, tekanan akademik, atau tuntutan yang berlebihan. Dengan mengetahui pemicu-pemicu ini, Anda dapat membantu menghindari situasi yang memicu kemarahan atau membantu anak mengatasi tantangan tersebut dengan lebih baik.
6. Ajarkan resolusi konflik
Anak-anak perlu diajarkan bagaimana menyelesaikan masalah dan mengatasi konflik dengan cara yang positif dan konstruktif. Bantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik, sehingga mereka dapat mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka dengan cara yang sopan dan efektif. Dorong mereka untuk mencari solusi bersama-sama dengan orang lain dalam situasi yang menimbulkan konflik.
7. Beri pujian dan apresiasi
Berikan pujian dan apresiasi ketika anak menunjukkan perilaku yang lebih tenang dan mampu mengelola emosi mereka dengan baik. Penguatan positif akan meningkatkan motivasi anak untuk terus berusaha dalam mengatasi kemarahan dan mengembangkan keterampilan emosional yang positif.
BACA JUGA: 3 Resep Bekal Anak Sekolah yang Sangat Bergizi
8. Batasi stimulasi
Beberapa anak mungkin mudah marah karena merasa kewalahan oleh stimulasi eksternal, seperti suara bising atau lingkungan yang ramai. Pastikan mereka memiliki waktu istirahat yang cukup dan kesempatan untuk bermain di lingkungan yang tenang, sehingga mereka dapat mereset diri dan merasa lebih tenang.
9. Latih keterampilan komunikasi
Anak-anak sering kesulitan menyampaikan perasaan dan kebutuhan mereka dengan kata-kata. Bantu mereka mengenali emosi mereka dengan tepat dan dorong mereka untuk mengungkapkannya dengan cara yang sehat dan efektif. Hal ini dapat membantu mengurangi frustrasi dan kemarahan yang mungkin muncul karena kesulitan berkomunikasi.
10. Pertimbangkan bantuan profesional
Jika masalah kemarahan anak terus berlanjut atau tampak tidak dapat ditangani dengan baik, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor atau psikolog anak yang berpengalaman. Terkadang, anak mungkin menghadapi masalah emosional yang lebih dalam, dan bantuan profesional dapat menjadi sarana yang efektif untuk membantu mereka mengatasi masalah tersebut.
Ingatlah bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan pendekatan yang tepat untuk mengatasi kemarahan mereka dapat bervariasi. Bersabarlah dalam menghadapi anak yang marah, dan tetaplah mendukung mereka dalam perjalanan mereka untuk mengelola emosi dengan lebih baik.
(Ira/Aak)