BNDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Ambisi Yuki Tsunoda untuk meraih poin penting di Grand Prix Kanada 2025 harus pupus bahkan sebelum balapan dimulai.
Pembalap Red Bull Racing itu dijatuhi penalti 10 grid setelah melakukan pelanggaran serius saat sesi latihan bebas ketiga.
Insiden bermula saat sesi Free Practice 3 (FP3) di sirkuit Jacques Villeneuve harus dihentikan sementara akibat insiden lain, dan bendera merah dikibarkan, tanda semua pembalap wajib memperlambat laju kendaraan dan dilarang menyalip.
Namun, Tsunoda justru melakukan manuver berisiko dengan menyalip Oscar Piastri, rekan dari McLaren, saat kondisi bendera merah masih berlaku.
Data telemetri menunjukkan, saat insiden terjadi, Tsunoda melaju dengan kecepatan 171 km/jam, jauh lebih tinggi dari Piastri yang hanya melaju 86 km/jam.
Aksi ini langsung memicu perhatian para steward, yang memutuskan bahwa tidak ada alasan sah yang membenarkan aksi menyalip tersebut.
“Situasinya sedemikian rupa sehingga tidak ada alasan yang dapat dibenarkan bagi pengemudi Mobil 22 (Tsunoda) untuk menyalip Mobil 81 (Piastri),” tulis pernyataan resmi steward usai investigasi mendalam.
Akibatnya, meski Tsunoda berhasil finis di posisi ke-11 dalam sesi kualifikasi, penalti 10 posisi membuatnya harus start dari posisi buncit (P20) saat balapan utama digelar.
GP Kanada dikenal sebagai sirkuit yang bisa memberikan peluang bagi pembalap di luar unggulan untuk mencuri poin, berkat layout-nya yang cepat dan sering melibatkan insiden tak terduga.
Baca Juga:
Isack Hadjar Tanggapi Rumor Promosi ke Red Bull dengan Santai
Namun, kesalahan kecil yang berbuah penalti besar membuat Tsunoda harus menghadapi misi nyaris mustahil dari baris terakhir.
Bagi Red Bull, ini juga menjadi pukulan ganda, mengingat mereka tengah berupaya mengamankan dominasi tim di tengah tekanan dari McLaren dan Ferrari.
Tsunoda sendiri mengaku bahwa aksinya terjadi karena kekhawatiran terhadap serpihan yang berada di lintasan, namun argumen itu tidak cukup kuat untuk menghindari sanksi.
Dengan insiden ini, Tsunoda harus menanggung konsekuensi dari satu momen tergesa-gesa yang menghapus peluang tampil kompetitif di Montreal.
Di musim ketika kursi Red Bull tengah jadi rebutan, setiap kesalahan sekecil apapun bisa berdampak besar bagi masa depan seorang pembalap dan Tsunoda baru saja memberikan pelajaran penting, baik untuk dirinya maupun pembalap lainnya.
(Budis)