BANDUNG, TM.ID: Fenomena El Nino diyakini akan memberi dampak besar bagi Indonesia, salah satunya sektor pertanian. Guna mewaspadai ancaman ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong pemerintah provinsi untuk melakukan pemetaan wilayah, termasuk Jawa Barat.
Hal itu diungkapkannya usai menghadiri Rapat Koordinasi Antisipasi Dampak El Nino dan Percepatan Tanam Provinsi Jawa Barat di Hotel Aston, Pasteur, Kota Bandung, Kamis (20/7/2023).
Syahrul menyatakan, mau tidak mau pemetaan harus dilakukan guna memastikan ketahanan pangan daerah. Jangan ancaman El Nino ini kata dia telat direspon.
“Semua daerah harus memetakan mana daerah yang merah, kuning dan hijau. Untuk daerah yang hijau, yang airnya masih lebih dari cukup, harus kita dukung maksimal disitu. Untuk daerah kuning, yang airnya cukup, akan kita intervensi melalui irigasi, mekanisasi, varietas unggul. Untuk daerah merah, pemerintah daerah dapat mendorong daerah ini menjadi lumbung – lumbung pangan,” ujarnya.
BACA JUGA: El Nino Mengancam, Bulog Siapkan Stok Beras untuk Kota Bandung
BMKG Prediksi Puncak El Nino Terjadi di Agustus-September
Berdasarkan hasil prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak fenomena El Nino akan berlangsung sepanjang Agustus-September 2023. Dimana ancaman kekeringan menghantui, yang tentunya akan memengaruhi produktivitas tanaman pangan.
Maka dari itu Mentan kata Syahrul, telah menyiapkan enam provinsi untuk menjadi penyangga utama pasokan pangan nasional. Sebagai bentuk mitigasi menghadapi potensi ancaman dari El Nino.
“Keenam provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, dan Lampung, saya minta Jawa Barat maksimal mendukung dan bersama – sama bekerja, dalam menjabarkan perintah Bapak Presiden dalam menghadapi El Nino,” ucapnya.
Harus Saling Bersinergi
Dia menambahkan, semua pihak mulai dari kota/kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat harus saling bersinergi, berkomitmen mengantisipasi dinamika dampak El Nino. Kendati menurutnya sejauh ini ketahanan pangan Indonesia cukup terjaga.
“Memang tidak boleh PD (percaya diri) berlebihan. Tapi saya optimis, kita bisa menjaga pangan lebih dari 280 juta jiwa masyarakat Indonesia secara baik, kita bisa bersama-sama melewati ini,” tutunya.
Sementara Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, sebagai upaya antisipasi kekeringan yang panjang, Gerakan percepatan tanam (Gertam) di Jawa Barat akan dilaksanakan di setiap kabupaten masing masing minimal 1.000 hektar.
“Jawa Barat sebagai sentra produksi diharapkan mampu menyangga produksi dan berkontribusi secara nasional,” pungkasnya.
(Dang Yul)