BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Hari Raya Idul Adha, masyarakat diimbau lebih waspada terhadap penyakit cacing hati atau distomatosis yang kerap menyerang hewan kurban, khususnya sapi dan kambing.
Penyakit parasit ini dapat menurunkan kualitas daging dan menimbulkan kerugian secara ekonomi, meskipun tidak membahayakan langsung bagi manusia jika daging diolah dengan benar.
Distomatosis disebabkan oleh infeksi cacing trematoda, seperti Fasciola hepatica, yang menyerang organ hati ruminansia. Serangan parasit ini menyebabkan kerusakan hati dan mengganggu sistem pencernaan hewan.
Dosen Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR), drh. Aditya Yudhana, M.Si, menjelaskan bahwa keberadaan cacing hati berdampak besar terhadap performa dan produktivitas hewan ternak.
“Cacing hati hidup di saluran empedu dan menyerap nutrisi dari inangnya. Semakin banyak jumlah cacing, maka semakin besar pula nutrisi yang hilang, hingga menyebabkan kondisi malnutrisi,” ujarnya.
Pada sapi perah, infeksi cacing hati bisa menurunkan produksi susu secara signifikan. Sementara pada sapi potong, bobot daging menurun drastis, sehingga nilai jual hewan juga ikut merosot.
Namun, Aditya menekankan bahwa daging dari hewan yang terinfeksi Fasciola tetap aman dikonsumsi. Pasalnya, cacing hati tidak hidup di jaringan otot.
“Cacing dewasa hanya berada di saluran empedu. Kalaupun termakan secara tidak sengaja, tidak akan menimbulkan infeksi pada manusia,” jelasnya.
Penularan ke manusia hanya bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi tumbuhan atau sayuran yang terkontaminasi larva cacing (metacercaria) tanpa dimasak atau dicuci dengan baik. Karena itu, Aditya mengimbau pentingnya menerapkan pola konsumsi yang higienis dan pengolahan makanan yang benar.
Ciri-Ciri Fisik Sapi Terinfeksi
Sapi yang terinfeksi cacing hati bisa dikenali melalui nilai Body Condition Scoring (BCS). Sapi sehat biasanya memiliki nilai BCS 3–5, sedangkan sapi terinfeksi akan turun hingga angka 1 atau 2.
“Tanda lainnya adalah postur tubuh yang kurus dengan tulang menonjol, rambut kusam, dan dalam kasus berat dapat terjadi anemia yang ditandai dengan gusi atau selaput mata pucat,” tambahnya.
Dalam proses pemotongan hewan kurban, pemeriksaan bagian hati menjadi sangat penting. Meski daging aman, bagian hati yang rusak akibat infeksi harus dibuang atau dipotong.
“Jika hati terlihat normal, masih aman untuk dikonsumsi. Tapi jika ada bagian yang terinfeksi, sebaiknya dibuang untuk mencegah konsumsi jaringan yang tidak layak,” tuturnya.
Tips Memilih Daging Kurban yang Sehat
Aditya juga mengingatkan masyarakat untuk memilih daging yang memenuhi prinsip ASUH: Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. Ciri-ciri daging segar antara lain:
1. Berwarna merah cerah
2. Lemak berwarna kekuningan
3. Tekstur daging kenyal
4. Memiliki aroma khas daging
5. Tidak berlendir dan tidak berair berlebihan
Baca Juga:
Sapi Kurban Presiden Prabowo Bikin Heboh Warga Indramayu
Sapi Kurban Hadiah Raffi Ahmad Bikin Istri Sonny Septian Masuk RS
Dengan pemilihan yang cermat dan pengolahan yang tepat, daging kurban dapat dinikmati secara aman oleh seluruh keluarga. Selamat merayakan Idul Adha dengan bijak dan sehat.
(Virdiya/Budis)