BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Menghadapi ancaman nyata dari aktivitas Sesar Lembang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung semakin gencar melakukan edukasi kebencanaan demi meningkatkan kesiapsiagaan warga terhadap potensi gempa bumi.
Kepala BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengungkapkan salah satu fokus utama saat ini adalah membangun kesadaran masyarakat bahwa korban gempa bukan disebabkan oleh guncangan itu sendiri, melainkan akibat reruntuhan bangunan.
“Gempa tidak membunuh, tetapi reruntuhanlah yang mematikan. Karena itu, prinsip penyelamatan diri adalah bagaimana menghindari jejatuhan benda dan bangunan,” kata Didi Ruswandi, Sabtu (23/8/2025).
BPBD mendorong masyarakat untuk sejak dini mengenali titik-titik aman di rumah atau tempat kerja, seperti di bawah meja kokoh, sudut ruangan yang jauh dari kaca, atau area terbuka yang aman.
“Barang berat sebaiknya disimpan di bagian bawah. Lemari perlu dikaitkan ke dinding agar tidak roboh. Kaca sebaiknya ditempeli stiker untuk mengurangi risiko pecahan,” ucapnya.
Didi juga menekankan pentingnya pembagian peran dalam keluarga saat terjadi bencana.
Baca Juga:
Gempa Dangkal Guncang Bandung Barat, Dipicu Sesar Lembang
BRIN Dorong Infrastruktur di Kota Bandung Gunakan Anti Gempa Guna Antisipasi Sesar Lembang
“Setiap anggota keluarga harus tahu ke mana harus berlindung. Kalau ada lima orang, pastikan ada lima titik aman, dan setiap orang tahu peran dan arahnya. Ini untuk mencegah kepanikan,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, BPBD bekerja sama dengan Forum Zakat meluncurkan program edukasi “door to door” untuk membentuk keluarga tangguh bencana.
Dalam program ini, warga diajarkan cara mengenali ruang aman, membagi peran dalam keluarga, hingga melakukan simulasi sederhana di rumah.
“Jika satu lembaga bisa edukasi 500 warga per tahun, mereka akan mendapat piagam. Bayangkan dampaknya jika seluruh 37 lembaga di Bandung terlibat,” katanya.
Untuk menjangkau kelompok usia dini, BPBD juga sedang menyiapkan media edukatif berupa kartun dan buku cerita anak yang mengajarkan mitigasi gempa secara menyenangkan dan mudah dipahami.
“Anak-anak adalah kelompok rentan. Edukasi untuk mereka harus lewat media yang dekat dengan dunia anak, seperti animasi. Kami sudah mulai bekerja sama dengan komunitas kreatif,” pungkasnya. (Kyy/_Usk)