BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan peningkatan aktivitas ini tidak boleh dianggap sepele karena bisa menjadi indikasi awal terjadinya gempa yang lebih kuat.
“Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (fore shocks). Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi,” ujar Daryono seperti ikutip Teropongmedia.
Menurutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewaspadai potensi gempa lebih besar akibat meningkatnya aktivitas seismik Sesar Lembang dalam dua bulan terakhir.
Ia menjelaskan, dalam kajian seismologi salah satu tipe gempa adalah gempa kuat yang didahului oleh serangkaian gempa pembuka dengan magnitudo kecil.
Baca Juga:
Waspadai Sesar Lembang, BPBD Kota Bandung dan Forum Zakat Siapkan Edukasi Bencana secara Masif
Antisipasi Gempa Sesar Lembang, BPBD Bandung Luncurkan Geotrack dan Edukasi Gempa Berseri
“Tapi dari tiga tipe gempa, salah satu tipenya itu adalah gempa kuat yang didahului oleh aktivitas gempa pembuka,” tambahnya.
Catatan Kegempaan
BMKG mencatat gempa pertama terjadi pada 29 Juni 2025 di Kota Cimahi dengan magnitudo 2,7. Disusul gempa bermagnitudo 1,8 pada 24 Juli, magnitudo 2,1 pada 28 Juli, magnitudo 1,9 pada 14 Agustus, magnitudo 1,8 pada 15 Agustus, dan magnitudo 2,3 pada 19 Agustus 2025.
Daryono menyebut peningkatan aktivitas paling menonjol terdeteksi pada segmen barat Sesar Lembang.
“Kami ingatkan bahwa segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismik,” ucapnya.
Sesar Lembang
Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, dan dikategorikan sebagai sesar aktif.
“Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar yang aktif, jadi kapan saja bisa rilis (memicu gempa),” tegas Daryono. Ia menambahkan rentetan gempa bermagnitudo kecil seperti saat ini tidak boleh dianggap biasa karena energi bisa terus menumpuk sebelum dilepaskan dalam skala lebih besar. BMKG tetap belum bisa memprediksi secara tepat kapan gempa besar akan terjadi.
Daryono mengimbau masyarakat di kawasan Bandung Raya untuk meningkatkan kewaspadaan dan memastikan kesiapan mitigasi bencana di tingkat rumah tangga maupun lingkungan. Ia menegaskan BMKG akan terus memantau perkembangan aktivitas Sesar Lembang dan memperbarui informasi ketika terjadi anomali seismik. (_usamah kustiawan)