Waspada! 90% Mikroplastik Ditemukan di Daging Sapi, Ayam, dan Tahu

Penulis: distopia

daging mikroplastik
Ilustrasi. (freepik)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Penelitian baru yang diterbitkan di jurnal Environmental Pollution menemukan bahwa hampir 90% sumber protein yang diuji mengandung mikroplastik.

The New York Post memberitakan, sebanyak 16 jenis sumber protein termasuk ayam, daging sapi, makanan laut, babi, tahu, dan tiga alternatif nabati,

Sejumlah sampel tersebut dibeli pada bulan April 2022 dari dua supermarket dan satu toko kelontong di wilayah Portland, Oregon, AS.

Para peneliti dari Ocean Conservancy dan Universitas Toronto, menemukan bahwa 88% sampel mengandung partikel plastik, yang menyiratkan bahwa manusia kemungkinan besar mengonsumsi mikroplastik, apa pun pola makannya.

BACA JUGA: Ingin Tetap Sehat? Hindari Makan di Waktu Ini

Mikroplastik sendiri telah lama dikaitkan dengan efek negatif terhadap kesehatan.

“Ini adalah pengingat yang mengejutkan tentang betapa parahnya polusi plastik – manusia hidup di darat, namun sampel makanan laut juga kemungkinan terkontaminasi plastik seperti halnya protein yang berasal dari darat,” kata rekan penulis studi dan ahli biologi kelautan Dr. Britta Baechler, direktur asosiasi ilmu plastik di Ocean Conservancy.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa manusia rata-rata mengkonsumsi plastik yang besarnya setara kartu kredit setiap minggunya. Tak cuma itu, partikel-partikel plastik – yang panjangnya kurang dari 5 milimeter – telah ditemukan di lautan dan awan.

“Sebagai ahli kelautan, saya dan rekan penulis sangat prihatin dengan meningkatnya krisis plastik di lautan dunia,” kata rekan penulis studi, Dr. George Leonard, kepala ilmuwan Ocean Conservancy.

“Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa plastik dalam makanan kita tidak hanya berasal dari ikan dan kerang, tetapi juga berbagai sumber protein lainnya,” tambahnya, melansir CNBC.

Laporan Ocean Conservancy mengungkap bahwa 44% mikroplastik yang ditemukan adalah serat dan 30% merupakan pecahan

Peneliti Ocean Conservancy menyebut bahwa cara makanan diproses mungkin menjadi penyebabnya. Mereka menemukan bahwa protein yang lebih banyak diproses mengandung mikroplastik dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan protein yang tidak diproses.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
MotoGP Thailand 2024
Drama MotoGP Aragon, Dua Saudara Berebut Tahta
Total Denda Persib di Musim Ini Mencapai Lebih Dari 1 Miliyar, Persib Minta Bantuan Bobotoh
Total Denda Persib di Musim Ini Mencapai Lebih Dari 1 Miliyar, Persib Minta Bantuan Bobotoh
Hasil Sidang Komdis PSSI: Persib dan Persija Dihukum Ratusan Juta
Hasil Sidang Komdis PSSI: Persib dan Persija Dihukum Ratusan Juta
Pengemis di Sunan Gunung Jati
Pengemis di Makam Sunan Gunung Jati Marak, DPRD Cirebon Minta Penanganan Lintas Sektor
Giveaway
Nurmad Kena Report Gegara Giveaway Rp 800 Juta, Natizen: 'Crab Mentality'
Berita Lainnya

1

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Unpas Raih Juara di Ajang Padjadjaran Public Relations Fair (PPRF) 2025

2

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

3

Pengabdian Kepada Masyarakat – UNIBI TALK: Storytelling sebagai Cara Membentuk Personal Branding yang Autentik dan Konsisten Melalui Media Sosial Instagram

4

Update Kondisi Gunung Tangkuban Parahu, Tetap Waspada Meski Jumlah Gempa Vulkanik Alami Penurunan

5

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU
Headline
Spanyol
Menang Dramatis 5-4 atas Prancis, Spanyol Melaju ke Final UEFA Nations League 2025
Tambang Nikel Raja Ampat, KLH Temukan Pelanggaran Aturan Lingkungan
Tambang Nikel Raja Ampat, KLH Temukan Pelanggaran Aturan Lingkungan
Prabowo Laksanakan Salat Iduladha di Masjid Istiqlal
Prabowo Laksanakan Salat Iduladha di Masjid Istiqlal
Indonesia vs China
Timnas Indonesia Gilas China 1-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.