BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah studi terbaru dari sebuah jurnal Environmental and Science Technology menunjukan Indonesia adalah negara dengan tingkat konsumsi mikroplastik tertinggi di dunia.
Dalam Studi yang dipublikasi pada 24 April 2024 itu memetakan penggunaan mikroplastik di 109 negara di lima benua.
Penelitian dilakukan dari tahun 1998 hingga 2018, dengan fokus pada garis pantai yang terkena dampak polusi plastik.Pencemaran mikroplastik ini dapat mempengaruhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s), terutama nomor 6 (air bersih dan sanitasi), nomor 14 (ekosistem lautan), dan nomor 15 (ekosistem daratan).
Berdasarkan hasil studi tersebut, masyarakat Indonesia mengkonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Asupan mikroplastik sebagian besar berasal dari makanan, terutama yang bersumber dari air.
Tidak hanya Indonesia, konsumsi mikroplastik juga dilaporkan meningkat di negara-negara di Asia, Afrika dan Amerika, termasuk Tiongkok. Kenaikannya bahkan mencapai 6 kali lipat.
BACA JUGA: Waspada! 90% Mikroplastik Ditemukan di Daging Sapi, Ayam, dan Tahu
Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 55 mm. Partikel ini kini telah menjadi permasalahan pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat di dunia.
Mikroplastik terdeteksi di perairan air tawar dan laut, tertelan oleh organisme dan kemudian masuk ke dalam tubuh manusia. Untuk mengurangi potensi resiko kesehatan masyarakat, pemerintah di negara-negara berkembang dan industri diharapkan memberikan perhatian terhadap penggunaan plastik yang berlebihan.
Sementara itu, dikutip dari Instagram resmi Dinas Lingkungan Hidup Jabar, sampah mikroplastik merupakan sampah berukuran kecil yang biasa ukurannya sekitar 1 mikrometer hingga 5 milimeter. Mikroplastik ini berasal dari penguraian sampah plastik yang ukurannya lebih besar, di mana nantinya sampah plastik tersebut tidak akan pernah terurai dengan sempurna sehingga menghasilkan sampah mikroplastik.
Kerap kali sampah mikroplastik ini ditemukan di daerah perairan, salah satunya adalah sungai. Tidak sedikit warga yang membuang sampah plastik sembarangan, sehingga akhirnya hanyut sampai ke sungai dan lama-lama menjadi sampah mikroplastik. Munculnya sampah mikroplastik ini tentu menjadi ancaman bagi lingkungan dan para mahluk hidup.
Sampah mikroplastik tidak hanya mencemari lingkungan saja, tetapi juga dapat mengganggu ekosistem di darat dan di laut. Bahkan, saking kecilnya ukuran sampah mikroplastik, tidak menutup kemungkinan bahwa sampah ini dapat terkonsumsi secara tidak sengaja oleh manusia, melalui hewan atau tumbuhan yang mereka makan.
(Usk)