JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Ribuan orang pencari kerja yang memadati Job Fair Bekasi Pasti Kerja 2025, mengejutkan jagat maya.
Pasalnya, dari video yang beredar di media sosial, pencari kerja rela berdesak-desakan hingga terjadi keributan.
Terkait polemik itu, Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal buka suara. Menurutnya, hal itu menunjukkan pengganguran tinggi di Indonesia.
“Menunjukkan angka pengangguran tinggi. Permintaan lowongan kerja sedikit tapi yang daftar kerja membludak,” kata Said Iqbal melansir CNBC, Jumat (30/05/2025).
Ia juga menilai, dalam hal itu, pemerintah belum mampu memberikan lapangan kerja yang cukup bagi para pencari kerja.
“Pemerintah gagal menyediakan lapangan kerja,” tegasnya.
BACA JUGA:
Job Fair di Kabupaten Bekasi Ricuh Ribuan Pencari Kerja Rebutan Scan QR
Heboh Sidang Cerai Mengantre di PA Cibinong, Percis Antrian Sembako!
Diberitakan sebelumnya, Ribuan pencari kerja memadati Job Fair Expo “Bekasi Pasti Kerja” yang digelar di President University Convention Center, Kawasan Jababeka, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, pada Selasa (27/5/2025).
Acara yang semula diharapkan menjadi titik terang bagi para pencari kerja, justru berubah jadi lautan manusia yang penuh sesak dan berujung pada insiden tak terduga banyak peserta pingsan karena berdesakan dan kelelahan.
Berdasarkan keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Bekasi, ajang pencari kerja ini ditargetkan menampung hingga 25 ribu orang.
Namun kenyataan di lapangan jauh dari ekspektasi puluhan ribu orang menyerbu lokasi sejak subuh, melebihi kapasitas venue. Akibatnya, antrean panjang tak terhindarkan, suasana pun menjadi panas dan penuh tekanan.
Beberapa peserta terlihat ditidurkan di lantai, diberi oksigen, dan dievakuasi oleh tim medis setelah pingsan karena kelelahan dan kekurangan udara segar.
Tim panitia pun terus berjibaku mengurai antrean, membuka jalur tambahan, hingga menenangkan massa yang mulai kehilangan kesabaran.
Salah satu pencari kerja, Farhan dari Cibitung, menceritakan perjuangannya sejak pagi buta.
“Saya ke sini dari jam setengah 7 pagi, tapi kata orang, jam 5 subuh aja sudah banyak yang antre,” ujarnya mengutip dari lambeturah pada Kamis (29/5/2025).
Farhan, yang telah menganggur selama tujuh tahun, mengaku frustrasi dengan situasi saat ini. Ia berharap lebih dari sekadar janji pemerintah dan pameran kerja yang berakhir mengecewakan.
“7 tahun saya nganggur. Nyari kerja susah, kebanyakan harus nyogok, duit enggak ada. Uang sudah keluar, kerja enggak dapat, cuma janji-janji doang,” lanjutnya.
“Tolong dong pemerintah, jangan cuma janji. Kami butuh lapangan kerja, bukan sekadar expo yang bikin tambah stres,” pungkas Farhan, menggambarkan keresahan ribuan peserta lainnya.
Fenomena ini menyedot perhatian publik di media sosial. Banyak warganet menyuarakan dukungan bagi para pencari kerja dan mendesak pemerintah daerah untuk mengevaluasi ulang mekanisme job fair agar lebih manusiawi, efektif, dan berpihak pada rakyat kecil.
Sementara itu, panitia penyelenggara menyatakan bahwa mereka tidak menyangka antusiasme peserta akan sebesar ini.
Mereka juga mengaku sedang melakukan pembenahan dan koordinasi lanjutan agar kejadian serupa tak terulang.
Job Fair Expo ini sejatinya dimaksudkan untuk menjadi jembatan antara perusahaan dan tenaga kerja lokal. Namun tanpa perencanaan matang dan mitigasi massa yang baik, acara seperti ini justru berpotensi menjadi bumerang bagi citra pemerintah.
(Saepul)