BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Anas Ma’ruf mengatakan saat ini, penyakit DBD masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat karena bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong masyarakat segera di vaksin DBD. Hal tersebut sebagai salah satu pencegahan terjangkitnya penyakit tersebut
“Kita disini untuk mensosialisasikan penyakit yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia, karena penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Lebih dari 50 persen korbannya adalah anak-anak,” kata Anas saat kegiatan Langkah Bersama Cegah DBD di Mall Paskal 23, Kota Bandung, Sabtu (7/9/2024).
Selain itu, Anas menyebut, diperlukan peran semua pihak dalam pencegahan DBD. Oleh karena itu kata Anas, Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kemenkes, bertindak cepat dengan melakukan transformasi pencegahan
“Ini adalah ancaman yang bisa menurunkan usia angka harapan hidup kita. Kasus DBD pada tahun 2024 cukup meningkat tajam sampai pertengahan tahun. Mari kita edukasi masyarakat,” ucapnya
Adapun terkait masalah vaksin DBD ini, pihaknya telah memberikan izin edar. Sebab dirinya menilai dengan vaksinasi ini menjadi salah satu cara melindungi diri dari bahayanya DBD.
Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengatakan di Jawa Barat kasus DBD ada 47 ribu kasus dengan angka kematian sekitar 280-an.
Oleh karena itu, dirinya menekankan pentingnya untuk melakukan pencegahan penyakit DBD sejak dini.
“Langkah pencegahan DBD itu ada edukasi dan Gerakan 3M plus (menguras, menutup, mendaur ulang dan lakukan vaksinasi DBD),” katanya
Oleh karena itu, Vini menyebut saat ini pemerintah belum bisa membayarkan untuk melakukan vaksin DBD.
Sementara itu, Presiden Direktur Takeda Innovative Medicine Andreas Gutnech mengugkapkan DBD adalah salah satu penyebab kematian kepada anak.
“Setiap kasus mengingatkan kita harus lebih waspada dan langkah bersama cegah DBD,” katanya
Andreas meminta masyarakat dapat berperan aktif dalam meningkatkan pencegahan dan penyebaran kasus DBD.
“Tidak ada pengobatan spesifik bagi DBD. Oleh karena itu, pencegahan adalah kunci,” ucapnya
Di tempat yang sama, Dokter Spesialis Anak, Buti Azfiani Azhali mengatakan, dari beberapa penelitian menyebut, untuk vaksin DBD itu aman untuk diberikan.
BACA JUGA: Jangan Keliru! Jenis Nyamuk DBD dan Malaria Berbeda
Selain itu, Buti menilai, vaksin tersebut pun aman diberikan kepada anak yang sebelumnya sudah di suntik vaksin lain.
“jadi ada beberapa penelitian yang menyebutkan untuk seperti vaksin HPV, Hepatitis A, Yellow Fever itu aman untuk diberikan,” ujarnya
“Maksudnya bukan saklek, Tapi jangan kurang dari tiga bulan, tapi lebih dari tiga bulan boleh,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)