BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tim lintas program studi dari Universitas Airlangga (Unair) berhasil mencetak prestasi gemilang dalam ajang bergengsi Indonesia Studentpreneur (IDEAS) yang digelar oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kompetisi ini mereka meraih dua penghargaan sekaligus: Most Feasible Plan dan Best Speaker.
Tiga mahasiswa yang tergabung dalam tim ini adalah Usamah (Teknik Lingkungan), Natasya Alifia Putri Febriani (Manajemen), dan Ah. Dliya’ul Adlha Jamalul Lail (D4 Teknik Informatika).
Meski berasal dari angkatan 2024 dan belum memiliki pengalaman lomba bisnis sebelumnya, mereka berhasil menyingkirkan lebih dari 600 tim di tahap Lean Canvas dan 120 tim di tahap pengumpulan proposal, hingga akhirnya masuk sebagai satu dari delapan finalis terbaik.
Maggopedia: Solusi Digital untuk Limbah Organik
Dalam kompetisi ini, tim Ksatria Airlangga membawa gagasan inovatif bertajuk Maggopedia, sebuah platform digital berbasis ekosistem terintegrasi yang menghubungkan penghasil sampah organik dengan para pembudidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) dan industri yang membutuhkan produk turunannya, seperti sektor peternakan.
“Inspirasi kami berasal dari data bahwa 51,86 persen sampah di Indonesia merupakan sampah organik, dan sekitar 13,5 juta ton di antaranya belum terkelola secara optimal. Di sisi lain, banyak peternak maggot di kawasan Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan limbah organik,” jelas Usamah, melansir laman Unair.
Untuk memastikan solusi yang mereka tawarkan tepat sasaran, tim melakukan validasi dengan cara wawancara langsung terhadap peternak maggot independen dan pemerintah kota. Hasilnya, lahirlah Maggopedia, platform digital yang menjawab permasalahan hulu-hilir pengelolaan sampah organik.
Empat Fitur Utama dan Dukungan Inklusif
Maggopedia dirancang dengan empat fitur utama yang menyasar generasi produktif berusia 17 hingga 40 tahun yang telah melek digital dan memiliki kesadaran lingkungan:
1. Maggot Collect – layanan penjemputan limbah organik dari rumah tangga atau institusi.
2. Maggot Station – pusat budidaya maggot BSF yang menerima sampah organik dan menjual hasilnya di marketplace.
3. Maggot Marketplace – platform jual beli produk budidaya maggot.
4. Maggopedia Academy – sarana edukasi dan pelatihan bagi peternak atau calon peternak maggot.
Tak hanya itu, platform ini juga dilengkapi berbagai fitur tambahan seperti leaderboard, chatbot bernama Meggi, sistem poin dan hadiah, serta program CSR untuk membangun loyalitas pengguna.
“Kami sudah mengembangkan versi aplikasi dan saat kami validasi ke target pengguna, respons mereka sangat positif dan antusias,” tambah Usamah.
Baca Juga:
Shredtics, Inovasi Mahasiswa UM: Alat Cacah Plastik Portabel Ramah Lingkungan
Aromatic Book: Inovasi Mahasiswa UGM yang Gabungkan Aroma dan Buku untuk Tingkatkan Daya Ingat
Lebih dari sekadar bisnis, Maggopedia juga berkomitmen terhadap nilai keberlanjutan dengan mendukung beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan), 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
“Kami ingin menunjukkan bahwa bisnis bukan hanya soal efisiensi atau keuntungan semata, tetapi juga harus memberi makna dan dampak nyata bagi masyarakat. Visi inilah yang membuat kami, tim Larva, dinilai paling siap merealisasikan ide ini,” tutup Usamah penuh semangat.
(Virdiya/Budis)