BANDUNG,TM.ID: Tim Penilai Lomba Posyandu Jabar mengapresiasi upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk meningkatkan pelayanan posyandu, Kamis (10/8/2023).
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penilai Lomba Posyandu Jabar, Raden Julianto, di Gedung TP PKK, Kota Bandung.
Ia menilai, kehadiran pemerintah menjadi poin besar tersendiri dalam penilaian lomba posyandu tingkat provinsi Jabar.
“Pemerintahnya hadir langsung dalam kegiatan ini. Apalagi Wali Kota yang turun langsung menyambut kami. Ini juga menjadi salah satu penilaian. Kota Bandung kami berikan poin 100 karena kepala daerahnya sudah hadir langsung dan memahami kondisi di lapangan,” kata Julianto.
Dalam penilaian kali ini, kata dia, terdapat beberapa aspek yang akan dinilai, salah satunya kegiatan inovasi pentahelix.
BACA JUGA: Lahan Gunung Rinjani Kebakaran, Capai 205 Hektare!
Ia menjelaskan, pemerintah perlu berkontribusi sebanyak 20 persen, peran masyarakat 20 persen, lalu keterlibatan CSR 20 persen, dan sisanya peran media serta akademisi.
“Kami juga akan ke lapangan dan ke kelompok kerja opersional (pokjanal) kelurahan dan kecamatan. Lima besar posyandu terbaik berhak mendapatkan posyandu award. Ini hari terakhir kami menilai. Mudah-mudahan Kota Bandung bisa memberikan kontribusi terbaik,” ungkapnya.
Sementara itu, Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna berharap, melalui kegiatan hari ini para kader posyandu bisa mendapatkan wawasan dan pencerahan serta ilmu yang positif untuk perbaikan posyandu di Kota Bandung.
Bahkan, kata Ema , pihaknya selalu menganggarkan di atas Rp200 miliar yang didistribusikan ke kecamatan sebagai pengelola demi menunjang kegiatan dalam daya dukung kesehatan.
“Sebab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan urusan wajib. Kami pun di pemerintahan menganggarkan 10 persen untuk itu. Dukungan dana yang di kewilayahan pun ada dari PIPPK,” ujar Ema.
Menurutnya, kegiatan posyandu di Kota Bandung sudah mengikuti regulasi yang ada dan selalu melakukan inovasi. Jumlah posyandu di Kota Bandung pun tergolong banyak. Apalagi penduduknya juga luar biasa banyak, maka perlu ada garapan inovatif di posyandu.
“Persiapan biaya itu pasti ada, berkat kekompakan yang dilandasi semangat dan tanggung jawab, masyarakat kita berkemampuan untuk bisa menopang kegiatan-kegiatan posyandu. Melakukan perbaikan gizi pada bayi yang secara terus menerus supaya bebas stunting,” paparnya.
Hal tersebut terlihat dari kesehatan di Kota Bandung yang sudah menunjukkan progres sangat baik. Tahun lalu angka stunting Kota Bandung turun dari 26 persen jadi 19 persen.
“Tahun ini kami optimis bisa mencapai 14 persen. Ini juga semua berkat usaha masyarakat dan kader posyandu. Semoga Kota Bandung bisa mewakili Jabar dan berkontribusi di tingkat nasional,” harapnya.
Meski begitu, Ema mengatakan, tentu masih banyak persoalan yang harus dihadapi agar pelayanan kesehatan bisa merata dan memadai di semua wilayah Kota Bandung.
“Apalagi di Bandung masih banyak slam area, seperti daerah Jamika, Sukapura, Wates, Sadang Serang, Sukajadi juga ada, Cicadas pun ada. Cicadas itu bahkan dulu menjadi salah satu wilayah terpadat di dunia. Ini menjadi satu tantangan juga buat kami dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat,” kata ida.
(Dist)