JAKARTA,TM.ID: Pimpinan Yayasan Al Washiyyah KH. Mohamad Hidayat mengatakan, Indonesia darurat kaderisasi khatib karena banyak anak muda takut menjadi khatib.
“Indonesia darurat kaderisasi khatib karena banyak anak muda yang enggan untuk naik ke atas mimbar kalau belum disuruh,” kata Hidayat dalam acara peluncuran pelatihan calon khatib muda di Jakarta, Selasa (11/.
Hidayat mengatakan, rasa enggan tersebut biasa terjadi di pesantren sebagai tempat khatib dididik karena adanya rasa hormat kepada guru.
Selain itu para dai muda biasanya lebih senang untuk melakukan ceramah umum karena tidak mengikat rukun dan syarat seperti yang ada pada khutbah Jumat.
“Padahal dalam Islam khatib itu memegang posisi penting. Bayangkan jika shalat wajib yang memerlukan khotbah tapi tidak ada khatibnya,” tambah Hidayat.
Hidayat kerap menemukan beberapa masjid yang khatibnya berhalangan hadir sehingga pihak protokoler masjid mengumumkan siapa yang hendak menjadi khatib.
Dia menambahkan terdapat setidaknya 3.445 masjid di Jakarta. Sejumlah itu pula orang yang harus dipersiapkan untuk menjadi Khatib, belum termasuk perkantoran yang mengadakan Shalat Jumat.
Selain itu belum terdapat lembaga yang mengadakan program pelatihan calon khatib. Maka dari itu Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan pesantren bekerjasama dalam program pelatihan calon khatib muda.
BACA JUGA: Mahfud MD Bakal Seret Semua Pihak yang Terlibat Transaksi Mencurigakan Rp 349 T
“Program ini penting karena khatib berbeda dengan mubalig. Khatib harus disempurnakan karena dalam berkhotbah terdapat rukun yang tidak ada dalam dakwah yang biasa disampaikan mubalig,” tambah dia.
Program tersebut akan diadakan pada 12-13 Mei 2023 dan dibuka untuk umum sebanyak 40 peserta pada gelombang pertama untuk wilayah Jabodetabek.
Selain itu program yang sama juga akan dilaksanakan di beberapa daerah lainnya seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
(Dist)