JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Forum Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah menegaskan bahwa karomah para wali adalah fakta yang dapat dibuktikan secara akal dan empiris sepanjang sejarah. Pernyataan ini menanggapi kelompok minoritas yang meragukan fenomena spiritual tersebut.
Mengutip rabithahalawiyah.org karomah didefinisikan sebagai kejadian luar biasa (khariqul adat) yang muncul melalui hamba Allah yang istikamah dalam ketaatan, bersih dari maksiat, dan berakidah lurus.
Syekh Dr. Muhammad Alawi, pakara tauhid dari Universitas Al-Azhar, menjelaskan: “Karomah bukan sihir atau tipu daya. Ini adalah bentuk pengakuan Allah kepada hamba-Nya yang tulus. Sedangkan istidraj (keajaiban palsu) justru diberikan kepada pendosa sebagai ujian.”
Bukti-Bukti Kewalian dalam Sumber-Sumber Islam yang Sahih
Keberadaan karomah para wali Allah telah dibuktikan melalui berbagai sumber yang mencapai derajat mutawatir, baik dalam Al-Qur’an, Hadis Nabi, maupun riwayat-riwayat dari generasi salafush shalih.
Kitab suci Al-Qur’an memuat banyak kisah luar biasa tentang para kekasih Allah, di antaranya:
- Maryam binti Imran yang mendapat rezeki langsung dari langit (QS. Ali Imran: 37)
- Ashiif bin Barkhiya, penasihat Nabi Sulaiman yang mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis secepat kedipan mata (QS. An-Naml: 40)
- Ashabul Kahfi yang tertidur dalam gua selama tiga abad lebih (QS. Al-Kahfi: 25)
- Dzulqarnain yang diberi kekuasaan menaklukkan berbagai negeri dan membangun tembok penghalang Ya’juj-Ma’juj (QS. Al-Kahfi: 94)
Dalam hadis-hadis shahih, tercatat lebih banyak lagi mukjizat para wali, seperti:
- Imran bin Hushain yang mendengar salam dari malaikat
- Salman al-Farisi dan Abu Darda’ yang mendengar tasbih dari piring makannya
- Abbad bin Bisyr dan Usaid bin Hudhair yang tongkatnya memancarkan cahaya di malam gelap
- Khubaib bin Adi yang diberi buah anggur segar di luar musim saat dipenjara
- Juraij yang dibersihkan namanya oleh bayi yang bisa bicara
- Safinah, budak Rasulullah, yang dilindungi singa saat dalam perjalanan
“Ini bukan dongeng, tapi pelajaran bagi yang mau berpikir,” tegas Ustaz Abdul Somad dalam salah satu tausiyahnya.
Masih banyak lagi riwayat-riwayat sahih dari ulama salaf dan khalaf yang membuktikan keberadaan karomah. Beberapa contoh di atas sudah cukup menjadi bukti yang kuat tentang kebenaran fenomena ini dalam Islam.
Dua Jenis Karomah: Yang Tampak dan Yang Tak Kasat Mata
Ulama membagi karomah menjadi:
- Hissiyah (fisik): seperti berjalan di atas air atau menyingkat jarak.
- Maknawiyah (spiritual): ketenangan hati, kebijaksanaan, dan ketakwaan yang luar biasa.
“Karomah tertinggi justru bukan terbang di udara, tapi kemampuan mengendalikan nafsu dan istikamah,” ungkap Habib Luthfi bin Yahya, seorang ulama besar Indonesia.
BACA JUGA
Strategi Humanis Sunan Gunung Jati dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa
Cerita 1001 Malam: Hebatnya Abu Nawas, Tanam Kentang Dibantu Raja
Perbedaan Krusial: Karomah vs Mukjizat
- Mukjizat: Bukti kenabian (contoh: Nabi Musa membelah laut).
- Karomah: Anugerah untuk wali tanpa klaim kenabian.
Prof. Quraish Shihab menambahkan: “Karomah wali sejatinya bagian dari mukjizat Nabi yang diikutinya. Ini bukti kebenaran ajaran Islam.”
Wali di Sekitar Kita: Mungkin Tanpa Disadari
Para ulama menyatakan:
- Wali tidak selalu tahu dirinya wali.
- Mereka sering hidup tersembunyi di tengah masyarakat.
“Allah sengaja menyamarkan wali-Nya. Jika terang-terangan, manusia bisa binasa karena sering menyakiti mereka,” kata Syekh Ali Jaber.
Teladan Perilaku Wali
Ciri-ciri wali menurut Ibnu Athaillah adalah selalu mengutamakan kebaikan untuk orang lain, memaafkan kesalahan tanpa dendam, dan tidak tergoda harta atau pujian dunia.
Forum ulama mengingatkan: “Jangan terjebak mencari karomah hissiyah. Istiqamah dan akhlak mulia adalah karomah sejati.”
(Aak)