BANDUNG,TM.ID: Belakangan ini, sorotan publik tertuju pada kesuksesan serial “Gadis Kretek” yang penuh dengan akting apik dari Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, dan Ibnu Jamil. Keberhasilan ini tidak terlepas dari arahan sutradara handal, Ifa Isfansyah.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas profil Ifa Isfansyah, seorang sutradara asal Jogja yang telah memberikan kontribusi besar dalam perfilman Indonesia.
Profil Ifa Isfansyah
Ifa Isfansyah lahir pada 16 Desember 1979, merupakan sosok yang telah lama melintang di dunia perfilman Indonesia.
Pendidikan SMA di SMA Negeri 6 Jogja. Saat masa remajanya, Ifa mencoba berbagai hal termasuk musik dan olahraga. Namun, ketertarikannya pada dunia film muncul sehingga memberinya energi baru.
Pada tahun 1999 hingga 2007 Ifa melanjutkan pendidikannya di Institut Seni Indonesia (ISI) Bantul, Jogja, dengan mengambil jurusan pertelevisian.
Keputusan ini membawa Ifa semakin mendalam ke dalam dunia perfilman. Tahun 2006, Ifa Isfansyah terpilih oleh Asian Film Academy Busan dan meraih beasiswa untuk belajar di Im Kwon Taek College of Film & Performing Arts, Korea Selatan, pada tahun 2007-2008.
Pengalaman internasional ini menjadi modal penting dalam pengembangan keterampilan dan wawasannya di dunia perfilman.
Melansir laman Kemendikbud, Ifa mendirikan Fourcolours Film pada Juni 2001. Dari perusahaan ini, ia menyutradarai beberapa film pendek yang mendapat pengakuan, antara lain “Air Mata Surga,” “Mayar,” “Harap Tenang Ada Ujian!,” “Setengah Sendok Teh,” dan “Huan Chen Guang.”
Ifa Isfansyah juga terlibat aktif dalam dunia pendidikan dan festival film. Ia menjadi founder Yayasan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) pada Juli 2006 dan Jogja Film Academy (JFA) pada Juni 2014.
Dengan demikian, Ifa tidak hanya berkontribusi dalam menciptakan karya film tetapi juga turut serta dalam pengembangan industri perfilman dan pembelajaran di Indonesia.
BACA JUGA: 3 Fakta Karakter Dasiyah yang Ada Dalam Serial Film Gadis Kretek
Film Karya Ifa Isfansyah
Dalam perjalanannya sebagai sutradara, Ifa Isfansyah telah menciptakan berbagai karya beragam, termasuk beberapa film panjang. Berikut adalah beberapa film yang telah dia sutradarai:
- “Garuda Di Dadaku” (September 2008)
- “Sang Penari” (Maret 2011)
- “Belkibolang” (Maret 2011)
- “Ambilkan Bulan” (November 2011)
- “Rumah dan Musim Hujan” (April 2012)
- “9 Summers 10 Autumns” (September 2012)
- “Hoax” (Oktober 2013)
- “Pendekar Tongkat Emas” (Juni 2014)
- “Pesantren Impian” (November 2015)
- “Catatan Dodol Calon Dokter” (November 2015)
- “Koki-Koki Cilik” (Juli 2018)
- “Quarantine Tales” (Desember 2020)
- “Losmen Bu Broto” (November 2021)
- “Gadis Kretek” (November 2023)
Prestasi dan Penghargaan
Prestasi Ifa Isfansyah di dunia perfilman juga terukir lewat sejumlah penghargaan, antara lain:
- Piala Citra untuk Sutradara Terbaik (“Sang Penari”) di tahun 2011.
- Nominasi Sutradara Terbaik (“Koki-Koki Cilik”) di Festival Film Bandung 2018.
- Nominasi Sutradara Terbaik (“Pendekar Tongkat Emas”) di Festival Film Bandung 2015.
- Nominasi Sutradara Terbaik (“Losmen Bu Broto”) di Maya Awards 2022.
- Nominasi Sutradara Terbaik (“9 Summers 10 Autumns”) di Maya Awards 2013.
Dengan dedikasi tinggi, karya-karyanya telah mendapatkan pengakuan dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan industri film Tanah Air. Dalam serial terbarunya, “Gadis Kretek,” Ifa sekali lagi berhasil membuktikan kepiawaiannya dalam menyutradarai karya yang memukau penonton.
(Kaje/Aak)