BANDUNG,TM.ID: Toyota Jepang mengklaim adanya indikasi manipulasi terhadap uji mesin diesel. Beberapa mobil produksi massal mereka terdampak manipulasi itu. Mereka harus menghentikan pengiriman mesin sementara waktu.
Skandal mereka baru terungkap, usai anak perusahaannya, Daihatsu melakukan skandal. Komite investigas kali ini menemukan ketidaksesuaian output pada mesin yang dibuat oleh Toyota Industries Corporation (TICO).
TICO diintruksikan membuat mesin oleh Toyota Motor Corporation (TMC) untuk mengembangkan mesin diesel pada sejumlah mobil.
BACA JUGA:Toyota Manipulasi Tes Mesin Diesel, Ada Fortuner Buatan Indonesia
Komite investigasi melakukan penyelidikan potensi penyimpangan peraturan sertifikasi, yang terkait dengan sertifikasi emisi domestik yang tidak tepat pada mesin forklift dan mesin konstruksi.
“Penyelidikan menemukan bahwa kejanggalan terjadi selama pengujian output horsepower untuk sertifikasi tiga model mesin diesel untuk mobil yang ditugaskan Toyota ke TICO. Selama pengujian sertifikasi, kinerja output horsepower mesin diukur menggunakan ECU dengan perangkat lunak yang berbeda dari yang digunakan untuk produksi massal sehingga hasilnya dapat diukur untuk membuat nilai tampak lebih halus dengan variasi yang lebih sedikit,” tulis Toyota dalam siaran persnya, Senin (29/01/2024).
Toyota menyebut, sedikitnya ada 10 model mobil yang diproduksi secara global yang menggunakan mesin tidak sesuai. Enam diantaranya dipasarkan di Jepang. Salah satunya model yang terdampak adalah Toyota Fortuner yang diproduksi oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Kendati begitu, Toyota menegaskan, untuk mobil-mobil yang sudah digunakan oleh konsumen tetap aman untuk digunakan.
“Kami telah memverifikasi ulang produk produksi massal yang diproduksi di pabrik dan memastikan bahwa mesin dan kendaraan yang terkena dampak memenuhi standar output kinerja mesin. Oleh karena itu, tidak perlu menghentikan penggunaan mesin atau kendaraan yang terkena dampak,” sebut Toyota Global.
Namun, pihaknya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pelanggan yang telah lama mendukung kendaraan yang terkena dampak dan menunggu. Termasuk juga kepada seluruh pemangku kepentingan lainnya atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran signifikan yang ditimbulkan.
(Saepul/Aak)