JAKARTA,TM.ID: Adanya dugaan Toilet Gender Netral, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) diminta bergerak cepat memeriksa semua sekolah internasional yang ada di Indonesia..
Desakan dari berbagai pihak untuk mengevaluasi keberadaan toilet gender netral terus menguat setelah ditemukan di salah satu sekolah internasional.
“Sebagai sebuah bangsa kita meyakini jika Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) merupakan bentuk penyimpangan yang harus dicegah. Adanya toilet dengan gender netral di sebuah lembaga pendidikan menjadi indikator bahwa kampanye LGBT telah masuk ke sekolah di Tanah Air. Kami berharap Kemendikbudristek bergerak cepat,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam keterangannya, Rabu (9/8/2023).
BACA JUGA : Aksi Kontroversial LGBT The 1975 Bikin 4 Musisi Indonesia Kecewa
Seperti diketahui dalam podcast Daniel Mananta bersama Quraish Shihab. Dia menceritakan pengalamannya saat memilih sekolah untuk sang anak yang berusia 10 tahun. Ia hendak menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah internasional di Indonesia dan betapa terkejutnya bahwa sekolah itu memiliki kamar mandi gender netral.
Huda menyatakan kampanye LGBT saat ini begitu marak. Mereka menggunakan berbagai media untuk menyuarakan kebebasan bagi pelakunya mulai dari film, musik, hingga wacana dan diskursus pelajaran di sekolah-sekolah.
“Dengan dalih hak asasi manusia mereka secara agresif mengampanyekan kebebasan perilaku menyimpang yang jelas bertentangan dengan keyakinan dan budaya kita,” ujarnya.
Senada dengan Syaiful Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mendorong Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merumuskan Rencana Induk Pendidikan hingga 15-25 tahun mendatang guna memenuhi amanat konstitusi. Urgensi ini muncul sebagai bentuk kepedulian segenap pemerintah melindungi generasi bangsa dari segala bentuk kekerasan.
Tidak hanya itu, ia mendesak seluruh pihak yang berwenang, terutama Kemendikbudristek untuk mendukung dan mencegah aksi-aksi terkait Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di dunia pendidikan.
“Ada dua kasus yang mencolok dan sangat terkait, yakni mutilasi mahasiswa UMY secara sadis oleh kaum LGBT, bahkan sampai direbus, serta adanya sekolah internasional yang justru memberi ruang pada benih-benih LGBT untuk tumbuh dan berkembang. (Karena itu), Kemendikbudristek RI perlu waspada dan harus segera bertindak. Kami juga mendesak aparat berwenang segera turun tangan,” tutur Fikri melansir perlementaria Jumat (11/8/2024).
(Usamah)