BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Thariqah Naqsabandiyah Khalidiyah, sebuah aliran tasawuf dalam tradisi Sunni, dinisbatkan kepada dua ulama besar, yaitu Syekh Bahauddin an-Naqsabandi dan Syekh Maulana Khalid al-Baghdadi.
Silsilah spiritual tarekat ini menelusuri jejaknya hingga sahabat Nabi Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq. Tarekat ini dikenal dengan ajaran-ajaran yang mendalam untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Amalan Utama dalam Thariqah Naqsabandiyah Khalidiyah
Berikut adalah beberapa amalan utama yang diajarkan dalam Thariqah Naqsabandiyah Khalidiyah:
- Berpegang teguh pada akidah Ahlus Sunnah.
- Meninggalkan rukhshah (keringanan) dan mengambil hukum-hukum yang berat.
- Melanggengkan muraqabah (merasa selalu diawasi oleh Allah).
- Selalu menghadap kepada Tuhan dan berpaling dari hiruk pikuk dunia.
- Merasa sepi dalam keramaian, serta fokus pada hal-hal yang bermanfaat dalam ilmu agama.
- Berpakaian sederhana seperti umumnya orang mukmin.
- Menyembunyikan zikir (ingat kepada Allah).
- Menjaga napas agar tidak melupakan Allah.
- Berakhlak dengan akhlak Nabi Muhammad Saw.
Amalan-amalan ini bertujuan untuk membersihkan hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan membentuk watak spiritual yang kuat. Sumber ajaran ini dapat ditemukan dalam kitab-kitab seperti Maulana Khalid an-Naqsabandiyah wa Minhaj fi at-Tashawwuf, Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, dan Tanwir al-Qulub.
Asal-usul dan Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah
Tarekat Naqsyabandiyah adalah salah satu tarekat utama dalam Islam Sunni. Didirikan oleh Syekh Bahauddin al-Bukhari an-Naqsabandi di Bukhara, tarekat ini menelusuri silsilah spiritualnya hingga Nabi Muhammad melalui dua sahabat utama, Abu Bakar ash-Shiddiq dan Ali bin Abi Thalib.
Tarekat ini menekankan pada dzikir (ingat Allah) dan pendekatan batin untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tarekat Naqsyabandiyah telah menyebar luas, termasuk di Asia Tenggara, dan memiliki pengaruh yang signifikan di Indonesia.
Kegiatan dan Dampak
Tarekat Naqsyabandiyah dikenal dengan kegiatan suluk (retret spiritual) yang dilakukan dua kali setahun, yaitu pada bulan Rabiulawal dan Ramadan.
Kegiatan ini bertujuan untuk pembersihan diri dan pendekatan kepada Allah. Selain itu, tarekat ini juga mengadakan zikir, khataman, manaqiban, dan riyadhah (latihan spiritual) sebagai bagian dari upaya mengislahkan diri.
BACA JUGA
Karomah Syekh Abdul Qadir Jailani: Kebiasaan Puasa Sejak Bayi
Keyakinan Unik
Salah satu keyakinan unik dalam Tarekat Naqsyabandiyah adalah pentingnya ar-Rabithah (ikatan spiritual dengan guru). Mereka meyakini bahwa mendekatkan diri kepada Allah melalui ar-Rabithah memiliki kekuatan spiritual yang lebih besar daripada shalat lima waktu.
Dengan ajaran-ajarannya yang mendalam, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah terus memberikan dampak spiritual yang signifikan bagi umat Muslim di berbagai belahan dunia.
Artikel ini berdasarkan kutipan dari laman Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (Jatman) yang merupakan organisasi tarekat yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) serta sumber lainnya.
Jatman sendiri mengambil sumber dari Kitab Maulana Khalid an-Naqsabandiyah wa Minhaj fi at-Tashawwuf, Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, Tanwir al-Qulub, al-Bahjah Tsaniyah, Risalah al-Idlah.
(Aak)