PURWAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan penyebab bencana gerakan tanah di Kampung Cigintung, Purwakarta, Jawa Barat.
Akumulasi air tanah yang melunakkan struktur tanah bawah permukaan membuat tanah bergerak, yang memaksa seluruh warga setempat dievakuasi sejak April 2025.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan, gerakan tanah ini dipicu interaksi air tanah dengan bidang kontak geologi antara endapan vulkanik tua dan batuan serpih di bawahnya.
“Air yang terakumulasi meningkatkan tekanan pori, mengurangi daya ikat tanah. Batuan serpih yang terpapar air menjadi plastis dan memicu ketidakstabilan lereng,” jelas Wafid, mengutip Antara, Sabtu (21/6/2025).
Faktor hujan berkepanjangan memperparah kondisi dengan meningkatkan rembesan air ke bidang gelincir. Hal ini memicu gerakan nendatan (slow earth flow) yang ditandai retakan, amblesan, dan lendutan di kaki lereng.
“Gerakan akan berulang jika kejenuhan air tanah tidak ditangani secara struktural,” tegasnya.
Berdasarkan investigasi lapangan, gerakan tanah di Cigintung Purwakarta bersifat rotational dengan perkembangan aktif, bergerak ke barat daya di mahkota lereng dan timur laut di kaki lereng.
BACA JUGA
Area Pergerakan Tanah Pasirmunjul Purwakarta Meluas Hingga 10 Hektare
Longsor Purwakarta, Tol Cipularang Aman? Ini Penjelasan Jasa Marga
Lokasi ini tercatat dalam zona kerentanan menengah-tinggi dan pernah mengalami kejadian serupa pada 2007.
Pergerakan meningkat signifikan pada Mei-Juni 2025, memaksa evakuasi total warga. Data BPBD Purwakarta per 17 Juni 2025 mencatat 69 rumah rusak, 1 rumah ibadah terdampak, 256 pengungsi, dan 1 ruas jalan desa terputus.
“Warga harus ekstra waspada saat curah hujan tinggi dan menghindari aktivitas di kaki lereng. Aktivitas pertanian masih mungkin dengan pemantauan rutin kondisi tanah,” imbau Wafid. Badan Geologi terus memantau perkembangan pergerakan tanah yang masih aktif hingga saat ini.
(Aak)