BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Program magang (internship) menjadi salah satu langkah strategis bagi mahasiswa untuk menyiapkan diri menghadapi dunia profesional. Hal ini dibuktikan oleh Nismara Najmasani, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR), yang berhasil meraih kesempatan magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara, Turki.
Nismara, sapaan akrabnya, mengaku mengetahui informasi seputar program ini melalui media sosial. Ia kemudian mengirimkan dokumen persyaratan melalui email serta hotline resmi KBRI. Setelah melalui proses seleksi administrasi, ia dijadwalkan untuk wawancara hingga akhirnya menerima Letter of Acceptance (LoA) yang menjadi syarat dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
Menjalankan Dua Fungsi Strategis
Selama menjalani program magang, Nismara dipercaya mengemban dua fungsi strategis di KBRI Ankara, yaitu fungsi ekonomi serta fungsi pendidikan, sosial, dan budaya (PENSOSBUD).
Pada fungsi ekonomi, ia bertugas menyusun laporan mengenai kondisi perekonomian Turki. Laporan tersebut nantinya dianalisis oleh diplomat sebelum diserahkan ke Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI).
“Saya membuat ulasan tentang kondisi ekonomi di wilayah domisili saya di Turki. Setelah itu, laporan dianalisis oleh diplomat atau sub-profesor sebelum diteruskan ke Kemlu,” jelasnya, melansir laman unair, Kamis (24/4/2025).
Sementara pada fungsi PENSOSBUD, Nismara turut aktif dalam berbagai agenda kultural, termasuk pameran seni dan kegiatan kepemudaan. Salah satu yang ia ikuti adalah pameran seni yang menampilkan karya dari Institut Seni Indonesia (ISI).
“Selain ada pameran fotografi, fungsi ini juga menekankan kolaborasi antara KBRI dan berbagai institusi lain,” ujarnya.
Pelajaran Berharga dan Tantangan Bahasa
Program magang di luar negeri tidak hanya memberikan pengalaman kerja internasional, tetapi juga membuka wawasan baru bagi Nismara, khususnya mengenai dinamika kerja di lingkungan kedutaan besar yang melibatkan banyak bidang lintas keilmuan.
Ia menyadari bahwa institusi seperti KBRI tidak hanya diisi oleh lulusan HI, tetapi juga oleh para profesional dari berbagai latar belakang seperti pertahanan dan kebudayaan.
Namun, pengalaman ini tidak lepas dari tantangan. Nismara mengakui bahwa kendala terbesar yang ia hadapi adalah bahasa. Ia tidak sempat mempersiapkan diri mempelajari bahasa Turki sebelum berangkat. “Saat musim dingin saya juga sempat jatuh sakit karena belum terbiasa dengan suhu yang ekstrem,” tuturnya.
Meski demikian, ia menilai tantangan tersebut justru memperkaya pengalaman dan pemahamannya terhadap budaya dan sistem kerja lintas negara.
“Di sini saya belajar bagaimana hubungan kerja dijalankan dalam konteks budaya yang berbeda. Apalagi Turki adalah negara dengan sejarah panjang dan mayoritas penduduk beragama Islam,” ungkapnya.
Baca Juga:
Dosen UNAIR Ungkap Potensi Fucoidan: Obat Sapu Jagat dari Laut Indonesia
Mahasiswa UMJ Cetak Prestasi di Kompetisi Internasional, Artikel Soal Palestina Raih Juara
Menutup ceritanya, Nismara menyampaikan pesan bagi mahasiswa yang bercita-cita mengikuti program internship di luar negeri. Ia mendorong agar tidak ragu untuk mencoba, meskipun dihadapkan pada tantangan.
“Magang di luar negeri memang menuntut mental yang kuat dan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Tapi jangan takut, karena dunia ini jauh lebih luas dari yang kita bayangkan. Pengalaman internasional bisa membuka perspektif baru dalam melihat dunia,” pungkasnya.
(Virdiya/Dist)