Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan: Tokoh Sentral Pengembangan Pesantren di Tatar Sunda

Lokasi makam Syeikh Abdul Muhyi di Pamijahan pada tahun 1910,
Lokasi makam Syeikh Abdul Muhyi di Pamijahan pada tahun 1910, (Dok. UIN SGD Bandung)

Bagikan

CIREBON, TEROPONGMEDIA.ID — Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan dikenal sebagai salah satu tokoh kunci dalam pengembangan pesantren di wilayah Tatar Sunda, meliputi Cirebon, Kuningan, Garut, dan Sukapura (Tasikmalaya).

Dengan keilmuan yang mendalam, jejaring yang luas, serta garis keturunan yang terhormat, Syeikh Abdul Muhyi memilih jalur pendidikan dan budaya (kultural) sebagai sarana untuk mengembangkan masyarakat Muslim, alih-alih menggunakan pendekatan konfrontatif seperti pertarungan politik atau perang.

Kontribusinya dalam pengembangan pendidikan dan masyarakat Muslim sangat signifikan, terutama dalam upaya “intensifikasi keilmuan Islam” sebagai langkah lanjutan dari proses “konversi Islam”.

Meski lebih fokus pada pendekatan kultural, Syeikh Abdul Muhyi tidak sepenuhnya mengabaikan aspek politik. Ia memanfaatkan kedekatannya dengan penguasa lokal untuk memperkuat penyebaran ajaran Islam dan pengaruh pendidikannya.

Hasilnya, Islam menyebar dengan cepat dan signifikan di wilayah-wilayah yang ia singgahi. Berbagai pesantren pun berkembang pesat, baik yang didirikan oleh keluarganya, keturunannya, maupun para muridnya.

Silsilah Syeikh Abdul Muhyi

Syeikh Abdul Muhyi lahir pada tahun 1650 M di Kotapraja Mataram Islam dari keluarga priyayi (menak) yang religius.

Ayahnya, Sembah Lebe Wartakusumah, adalah seorang Penghulu (Lebe) di Kerajaan Sumedang Larang yang juga mengabdi di Mataram sebagai pegawai keagamaan. Posisi Penghulu saat itu sangat prestisius karena merupakan bagian dari struktur kerajaan.

Pada masa kelahiran Abdul Muhyi, Kesultanan Mataram dipimpin oleh Sultan Amangkurat I, putra Sultan Agung yang berkuasa pada 1646-1677.

Masa pemerintahan Sultan Amangkurat I dikenal penuh kontroversi dan kekejaman, termasuk pembunuhan massal terhadap 6.000 kyai dan ulama yang dianggap memberontak.

Suasana politik yang penuh intrik dan konflik ini menjadi latar belakang masa kecil Abdul Muhyi.

Ayahnya, Sembah Lebe Wartakusumah, merupakan keturunan bangsawan Sunda-Galuh yang akhirnya memilih untuk “berkhalwat” atau mengasingkan diri di Kampung Dukuh, Garut Selatan.

Di sana, ia menjadi pembimbing dan pengembang masyarakat Muslim. Sementara itu, ibunda Abdul Muhyi, Raden Ajeng Tangenjiah, adalah keturunan bangsawan Mataram Islam yang memiliki garis nasab hingga Syeikh Ainul Yakin (Sunan Giri I).

BACA JUGA

Syekh Abdul Qadir al-Jailani: Sang Sultan Auliya dan Warisan Tasawuf Akhlaki

Karomah Syekh Abdul Qadir Jailani: Menghidupkan Orang Mati dan 4 Karomah Lainnya

Warisan dan Pengaruh yang Abadi

Dengan latar belakang keulamaan dan kebangsawanan yang kuat, Syeikh Abdul Muhyi berhasil meninggalkan warisan yang abadi bagi masyarakat Muslim di Tatar Sunda.

Pendekatannya yang mengedepankan pendidikan dan budaya terbukti efektif dalam menyebarkan Islam tanpa menimbulkan konflik.

Hingga kini, jejaring pesantren yang ia kembangkan masih terus berkembang, menjadi bukti nyata dari dedikasinya dalam membangun masyarakat Muslim yang berilmu dan berakhlak.

Meski beberapa aspek genealoginya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, pengaruh Syeikh Abdul Muhyi dalam sejarah Islam di Jawa Barat tidak dapat dipungkiri.

Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan tidak hanya menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam di Tatar Sunda, tetapi juga teladan dalam menyebarkan ajaran agama melalui pendekatan yang damai dan edukatif.

Warisannya terus hidup melalui pesantren-pesantren yang ia dirikan dan pengaruhnya yang masih terasa hingga saat ini.

Sumber: Laman UIN SGD Bandung

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Penyelundupan Beras
Penyelundupan Ratusan Karung Beras dan Gula Pasir dari Malaysia Berhasil Digagalkan
Museum Bandar Cimanuk
Museum Bandar Cimanuk: Menyusuri Jejak Sejarah Indramayu
Sekolah Garuda dan Rakyat
Dosen Unair Soroti Perencanaan Pendirian Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda
Screenshot_20250427_202047_Chrome
"Indramayu Menari" Meriahkan Hari Tari Dunia
Hari Jadi Kota Depok jpg
3 Bayi Lahir di Hari Jadi Kota Depok ke-26, Dapat Kado Istimewa dari Mpok Nina
Berita Lainnya

1

Link Live Streaming Barcelona vs Real Madrid Selain Yalla Shoot di Final Copa del Rey 2025

2

Link Live Streaming Liverpool vs Tottenham Selain Yalla Shoot

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Link Live Streaming Nottingham Forest vs Manchester City Selain Yalla Shoot

5

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!
Headline
Disertai Dentuman Keras, Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Kolom Abu 4 Km
Disertai Dentuman Keras, Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Kolom Abu 4 Km
Manchester United
Link Live Streaming Bournemouth vs Manchester United di Liga Inggris, Selain Yalla Shoot
Tim SAR Gabungan Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Wilayah Cianjur
Tim SAR Gabungan Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Wilayah Cianjur
Manchester City
Link Live Streaming Nottingham Forest vs Manchester City Selain Yalla Shoot

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.