BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Alokasi anggaran untuk subsidi energi Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2025. Kemeneterian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan total subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp394,3 triliun, melonjak dibandingkan dengan realisasi subsidi tahun 2024 sebesar Rp386,9 triliun.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KITA Februari, Kamis (13/3). Adapun alokasi subsidi energi yang dianggarkan pemerintah pada 2025 adalah sebesar Rp203,4 triliun, lebih tinggi 1,9% dibandingkan tahun 2024 sebesar Rp177,6 triliun.
“Selain diskon listrik, pemerintah terus menjalankan program subsidi sejumlah barang-barang” ucap Suahasil, seperti dikutip Teropongmedia dari Kontan.co.id.
Seuahasil menyampaikan, mekanisme dalam pemberian subsidi ini yaitu pemerintah melalui APBN membayarkan selisih harga antara harga keekonomian (harga yang seharusnya dibayar) dengan harga dibayarkan oleh Masyarakat.
Sementara itu, rincian target alokasi subsidi untuk energi pada tahun 2025 terdiri dari subsidi BBM yang dianggarkan sebesar Rp26,7 tirliun, subsidi LPG 3kg dianggarkan sebesar Rp87 trilliun, dan subsidi Listrik dianggarkan sebesar Rp89,7 triliun.
Dari alokasi anggaran tersebut, pemerintah menargetkan kuota penerima subisidi tahun 2025 antara lain: bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk 19,4 juta kiloliter (KL), LPG 3kg untuk 8,2 juta metric ton (MT), dan subisidi Listrik untuk 42,1 juta pelanggan kelompok pengguna layanan 450 dan 900volt ampere.
Realisasi Subsidi Energi 2025
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara juga menyampaikan terkait realisasi subsidi energi Indonesia di awal tahun 2025. Dalam dua bulan pertama, Indonesia telah mengeluarkan total subsidi dan kompensasi untuk energi sebesar Rp10,7 triliun.
Angka ini lebih rendah dari total subsidi dan kompensasi pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp14,33 triliun di akhir Februari 2024. Meskipun begitu, Suahasil mengungkapkan secara volume, beberapa komoditas energi tercatat mengalami kenaikan.
“Kalau kita lihat volume dari berbagai macam barang yang mendapatkan subsidi, ini volumenya rata-rata meningkat,” kata Suahasil, dikutip dari CNBC Indonesia.
BACA JUGA:
Kolaborasi dengan Australia, Pemerintah Kucurkan Rp40 Miliar untuk Riset Transisi Energi
ESDM Susun Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi Indonesia
Realisasi penyaluran BBM subsidi mencapai 1,48 juta kiloliter (KL), mengalami peningkatan 1,3% dari tahun 2024. Selain pada BBM, kenaikan realisasi subsidi terjadi pada sektor Listrik. Jumlah pelanggan penerima subsidi Listrik pada 2025 mencapai 41,8 juta, meningkat 4,3% dari tahun sebelumnya.
Realisasi pada sektor Listrik ini juga termasuk untuk program diskon Listrik 50% yang diluncurkan selama bulan januari dan februari 2025. Diskon Listrik pada bulan januari telah dinikmati oleh 71,1 juta pelanggan. Sementara pada bulan februari, diskon Listrik dinikmati oleh 64,8 juta pelanggan.
Sementara realisasi LPG 3kg mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya. Realisasi 2025 mencapai 689,1 juta Kg, turun 0,7% dari tahun 2024 yang mencapai 693,9 juta KG.
Suahasil mengungkapkan, dengan adanya subsidi energi ini, masyarakat dapat mendapakan akses pada energi dengan harga yang lebih murah. Subsidi pada BBM membantu mengurangi harga solar yang semula Rp11.950 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sama hal nya dengan pertalite, harga yang seharusnya Rp11.700, disubsidi menjadi Rp10.000 per liter nya.
LPG 3kg yang harga asalnya adalah Rp42.750 per tabung menjadi hanya Rp12.750 per kg. Lalu, listrik 900 VA yang semula Rp1.800 per kwh menjadi Rp600 per kwh.
Ditengah alokasi subsidi energi di Indonesia yang mengalami peningkatan di tahun 2025, Kementerian Keuangan menyatakan kesiapan membiayai subsidi ini.
(Raidi/Budis )