BANDUNG, TEROPONGMEDIA. ID — Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor tradisional ulai menggunakan metode komunikasi terkini untuk mempertahankan dan berkembang di tengah pesatnya transformasi digital. Toko Sembako Lisda di Cidadap Girang, Bandung, Jawa Barat, adalah salah satu contohnya.
“Awalnya saya hanya jualan kecil-kecilan. Sekarang alhamdulillah sudah ada sembako lengkap,termasuk minyak, telur, sabun, bahkan sayuran segar,” kata Lilis Suryani saat diwawancarai pada 21 Mei 2025.
Lilis mulai menggunakan pendekatan yang lebih adaptif untuk menghadapi tantangan zaman, terutama sejak pandemi COVID-19. Dia mulai menggunakan WhatsApp sebagai alat utama komunikasi dengan pelanggan, meskipun dia tidak secara langsung menggunakan media sosial.
“Sekarang saya dibantu anak saya. Kami pasang informasi lewat status WhastApp, supaya orang tahu kalau toko kami juga bisa antar pesanan,” katanya.
Baca Juga:
Universitas INABA Sambut Meriah Roadshow Suar Mahasiswa Awards 2025
Teropong Media dan INABA Sepakati Kerja Sama Melalui Penandatanganan MoU
Langkah sederhana ini terbukti efektif dalam menjangkau pelanggan. Meskipun teknologi menjadi bagian dari strategi, prinsip komunikasi seperti kejujuran dan keterbukaan tetap relevan kenaikan. Menurutnya, jujur sangat penting untuk membuat pelanggan sadar.
“Toko ini bukan cuman buat jualan, tapi buat bantu masyarakat. Kalau kita ramah dan dipercaya,
pelanggan pasti balik lagi,” kata Lilis
Toko Sembako Lisda adalah bukti nyata bahwa UMKM tradisional dapat berkembang denganstrategi komunikasi yang efektif, bahkan dengan teknologi sederhana. Pendekatan manusiawiseperti kejujuran, kedekatan, dan pelayanan terus menjadi kekuatan utama UMKM Indonesia di dunia yang semakin digital.
Penulis:
Universitas Indonesia Membangun, Prodi : Ilmu Komunikasi
Fadel Muhammad Muzzaqi