BANDUNG,TM.ID: Platform streaming musik, Spotify menghujat persahaan Apple lantaran bisnis baru yang ditawarkan oleh Apple di Uni Eropa dinilai hanya akal bulus dan pemerasan.
Diketahui, regulasi baru di Uni Eropa memaksa platform teknologi baru seperti Apple untuk menawarkan model bisnis baru kepada perusahaan penyedia aplikasi di iPhone. Namun, Spotify menilai perubahan yang ditawarkan Apple tak ada bedanya dengan sistem lama.
Uni Eropa telah mengesahkan regulasi yang disebut Digital Market Act (DMA). Regulasi ini membuka ruang untuk berbagai pola bisnis baru yang sebelumnya dilarang oleh pemilik platform seperti Apple dengan App Store di iPhone dan Google dengan Play Store di HP Android.
DMA, misalnya, mengharuskan Apple dan Google mengizinkan instal aplikasi dari luar toko aplikasi, toko aplikasi alternatif, hingga opsi browser alternatif.
BACA JUGA: Mengenal Copilot Pro, Teknologi AI yang Dinilai Sangat Cerdas
Pada akhir pekan lalu Spotify mengeluarkan respons terhadap “penyesuaian” yang dilakukan Apple untuk mentaati regulasi DMA. Raksasa streaming pesaing Apple Music itu menyebut biaya baru yang dikutip Apple adalah pemerasan.
Bahkan, Spotify menyebut Penyesuaian oleh Apple dituding hanya akal bulus dari arogansi Apple.
Apple pada awal pekan lalu mengumumkan beberapa perubahan sebagai adaptasi atas DMA. Komisi yang mereka ambil dari pengembang aplikasi di Uni Eropa akan diturunkan.
Namun, Apple menetapkan “biaya teknologi inti” senilai 0,5 euro untuk tiap instal pertama per tahun dengan batas maksimal 1 juta instal.
Biaya ini berlaku untuk semua metode instal, baik lewat App Store maupun toko aplikasi lain. Selain itu, Apple menetapkan biaya pemrosesan transaksi 3 persen jika aplikasi menggunakan sistem transaksi di dalam aplikasi (in-app purchase) selain milik Apple.
Apple juga dihujat oleh CEO Epic Games Tim Sweeney. Epic Games adalah pengembang dan penerbit game Fortnite yang sukses memenangkan gugatan atas sistem pembayaran eksklusif Apple.
Sweeney menyatakan rencana Apple hanyalah “langkah dengan niat buruk” yang penuh dengan “biaya sampah.”
Selain Epic dan Spotify, Apple juga dikritik oleh Match yaitu perusahaan induk aplikasi kencan Tinder. Para perusahaan pengembang aplikasi telah berulang kali memprotes model pembayaran eksklusif yang diterapkan Apple.
Melansir CNBC, Senin (29/1/2023) CEO Spotify Daniel Ek lewat Twitter X menyatakan, bahwa pengumuman Apple “sangat rancu dan menyesatkan” dan menyatakan langkah yang diambil oleh produsen Mac dan iPhone tersebut “titik terendah.”
Solusi Apple, menurutnya, adalah bentuk “distorsi yang ahli” karena menawarkan pilihan kepada para developer antara tetap mengikuti sistem yang saat ini berlaku atau mengikuti “model baru yang rumit.”
Ek menyatakan puluhan hingga ratusan juta pengguna di UE kini akan menghadapi “pajak baru” setiap mereka men-download aplikasi atau melakukan update.
Ia percaya bahwa sistem baru Apple dirancang agar perusahaan aplikasi tidak beralih ke cara distribusi baru, termasuk sideloading dan toko aplikasi alternatif.
“Tanpa aplikasi besar di kanal alternatif ini, toko aplikasi tersebut tidak menarik. App Store milik Apple tetap berkuasa,” kata Ek.
(Dist)