BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Dalam beberapa waktu terakhir, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta seperti Shell, BP, dan Vivo mulai menarik perhatian masyarakat.
Lonjakan minat ini terjadi di tengah kasus yang menimpa Pertamina terkait dugaan pengoplosan bahan bakar, yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan konsumen terhadap perusahaan pelat merah tersebut.
Kasus ini memicu peralihan pelanggan ke SPBU swasta, sebagaimana disampaikan oleh Budiyanto, seorang pengamat energi.
Ia menekankan bahwa hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina menjadi faktor utama dalam tren ini. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya peningkatan sistem pengawasan internal untuk mencegah pelanggaran serupa di masa mendatang.
Fenomena ini terlihat dari antrean panjang di beberapa SPBU swasta, yang bahkan mencapai jalan raya. Namun, hingga saat ini belum ada data resmi dari pihak Shell, BP, atau Vivo terkait peningkatan jumlah pelanggan atau volume penjualan BBM pasca mencuatnya kasus Pertamina.
Di media sosial, banyak netizen menyuarakan opini mereka mengenai peralihan ke SPBU swasta. Salah satu komentar di TikTok menyebutkan:
“Mending Shell atau BP, udah nggak ngantri, pelayanannya juga lebih oke. Daripada si merah, karyawannya belagu, rakyat dikibulin mulu,” kata netizen dalam postingan di TikTok.
Tanggapan Pertamina
PT Pertamina (Persero) telah memberikan klarifikasi terkait dugaan pengoplosan BBM yang kini tengah diselidiki Kejaksaan Agung.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa produk BBM yang dijual ke masyarakat, seperti Pertamax (RON 92) dan Pertalite (RON 90), telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM.
Ia juga menepis tuduhan bahwa ada praktik pengoplosan BBM secara sistematis di Pertamina. Menurutnya, pernyataan resmi Kejaksaan Agung lebih menyoroti pengadaan BBM RON 92 atau Pertamax, bukan pengoplosan BBM untuk masyarakat umum.
BACA JUGA:
Pertamina Tegaskan BBM Kualitas Pertamax Jenis RON 92 Telah Sesuai Standar Ditjen Migas
Pertamina Bantah Oplos Pertamax, Kejagung: Penyidik Menemukan Tidak Seperti Itu!
Perbandingan Harga BBM di SPBU Swasta dan Pertamina
Berikut adalah perbandingan harga BBM per Oktober 2024:
Pertamina
- Pertalite (RON 90): Rp10.000/liter
- Pertamax (RON 92): Rp12.900/liter
- Pertamax Turbo (RON 98): Rp14.475/liter
Shell
- Shell Super (RON 92): Rp13.350/liter
- Shell V-Power (RON 95): Rp13.940/liter
- Shell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp14.480/liter
BP
- BP 92 (RON 92): Rp13.200/liter
- BP Ultimate (RON 95): Rp14.280/liter
Vivo
- Revvo 90 (RON 90): Rp13.150/liter
- Revvo 92 (RON 92): Rp13.450/liter
Dari tabel di atas, terlihat bahwa BBM Pertamina memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan SPBU swasta, karena mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Keunggulan Masing-Masing SPBU
Setiap penyedia BBM memiliki keunggulannya masing-masing:
- Pertamina: Jaringan SPBU tersebar luas di seluruh Indonesia, harga lebih terjangkau karena subsidi pemerintah.
- Shell: Menggunakan teknologi Dynaflex yang diklaim dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan membersihkan mesin.
- BP: Dilengkapi dengan Active Technology untuk menjaga kebersihan mesin serta pelayanan yang lebih modern.
- Vivo: Menawarkan harga kompetitif, terutama untuk Revvo 90, serta terus memperluas jaringannya di berbagai kota.
Dampak Jangka Panjang dari Peralihan Konsumen
Meningkatnya jumlah konsumen yang beralih ke SPBU swasta berpotensi menimbulkan berbagai dampak, baik bagi Pertamina maupun industri BBM di Indonesia secara keseluruhan.
-
Pemulihan Kepercayaan Publik terhadap Pertamina
Jika Pertamina dapat memperbaiki sistem pengawasan, meningkatkan transparansi, serta menjamin kualitas produknya, ada kemungkinan besar konsumen akan kembali. Namun, jika kasus serupa terus muncul, eksodus pelanggan ke SPBU swasta bisa semakin besar. -
Dinamika Harga BBM
Harga BBM di SPBU swasta cenderung lebih tinggi dibandingkan Pertamina karena tidak disubsidi oleh pemerintah. Jika pemerintah tetap mempertahankan subsidi BBM, Pertamina akan tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mencari harga lebih murah. -
Ekspansi dan Investasi SPBU Swasta
Jika tren ini terus berlanjut, Shell, BP, dan Vivo kemungkinan akan memperluas jaringan SPBU mereka di Indonesia. Mereka juga dapat menawarkan program loyalitas dan inovasi produk untuk menarik lebih banyak pelanggan. -
Kebijakan Pemerintah terhadap Subsidi BBM
Jika pemerintah suatu saat mengurangi atau menghapus subsidi BBM Pertamina, harga BBM di SPBU swasta dan Pertamina bisa semakin kompetitif. Ini dapat membuka peluang bagi SPBU swasta untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.
Kasus yang menimpa Pertamina telah berdampak pada pergeseran preferensi konsumen dalam memilih penyedia BBM.
Meskipun SPBU swasta menawarkan berbagai keunggulan, harga BBM mereka cenderung lebih mahal dibandingkan Pertamina yang masih disubsidi.
Ke depan, pemulihan kepercayaan publik terhadap Pertamina sangat bergantung pada langkah-langkah perbaikan yang dilakukan perusahaan.
Jika Pertamina mampu meningkatkan transparansi dan kualitas layanannya, konsumen yang sempat beralih bisa kembali. Namun, jika kasus-kasus serupa terus berulang, migrasi pelanggan ke SPBU swasta berpotensi menjadi fenomena yang lebih besar.
(Magang UKRI/Ajeng/Budis)