JAKARTA,TM.ID: Pada kuartal ketiga, saham Alphabet mengalami penurunan sebesar 9,5 persen disebabkan oleh kinerja yang kurang memuaskan dari bisnis cloud mereka.
Kebijakan fokus Alphabet pada perusahaan startup dan kurangnya inisiatif dalam solusi AI dibandingkan dengan pesaingnya, Microsoft, telah memicu kekhawatiran investor.
Seiring Microsoft meraih kesuksesan dalam menjual layanan berbasis AI dan fokus pada klien bisnis mapan, Alphabet terlihat lambat dalam hal ini.
Meskipun demikian, para analis percaya bahwa reaksi pasar mungkin terlalu berlebihan, terutama karena pendapatan dari bisnis cloud hanya menyumbang sekitar 11 persen dari total pendapatan Alphabet.
Meskipun pendapatan dari bisnis cloud di bawah ekspektasi, pertumbuhan sebesar 22 persen dibanding tahun sebelumnya tetap menjadi hal yang positif.
Alphabet memiliki rencana untuk menghadapi tantangan ini dengan meluncurkan serangkaian model AI, termasuk Gemini, di tahun mendatang. CEO Sundar Pichai menegaskan komitmen perusahaan dalam pengembangan AI, seperti kerjasama dengan perusahaan Meta.
BACA JUGA: Activity Off-Meta Technologies, Fitur Peningkat Privasi Baru di Instagram
Sementara ada peringatan bahwa optimalisasi bisnis cloud mungkin memerlukan waktu beberapa kuartal sebelum memberikan hasil yang signifikan, keahlian teknis Alphabet tetap menjadi keunggulan, menjadikannya pesaing yang tangguh terutama dalam sektor di luar cloud.
Perkembangan pasar cloud yang terus berkembang telah mendorong Alphabet dan Microsoft untuk bersiap menghadapi revolusi kecerdasan buatan yang diperkirakan terjadi pada tahun 2023.
Dengan peluncuran Gemini yang akan datang, Alphabet berharap memanfaatkan model bahasa besar (LLM) untuk mendorong pertumbuhan, menunjukkan komitmen mereka dalam memimpin di bidang kecerdasan buatan. Meskipun tantangan terus ada, harapan tetap ada pada bisnis inti Alphabet, terutama dalam bidang pencarian yang tetap kuat.
(Budis)