BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Wasit Francois Letexier menjadi sorotan setelah membuat sejumlah keputusan kontroversial dalam laga playoff Olimpiade Paris 2024 antara Timnas Indonesia U-23 dan Guinea U-23.
Keputusan-keputusan tersebut mendapat penilaian merugikan Timnas Indonesia dan memicu reaksi negatif dari publik.
Berikut adalah informasi mengenai keputusan Letexier menurut beberapa sumber.
Pada menit ke-27 pertandingan, Letexier memberikan hukuman penalti kepada Guinea U-23 setelah Kapten Timnas Indonesia, Witan Sulaeman, menilai menjatuhkan salah satu pemain Guinea di kotak terlarang.
Namun, dalam siaran ulang, terlihat bahwa insiden tersebut terjadi di luar kotak penalti. Penalti tersebut memanfaatkan dengan baik oleh Ilaix Moriba yang berhasil mencetak gol.
Keputusan kontroversial selanjutnya terjadi pada menit ke-74. Ketika Letexier memberikan penalti kedua untuk Guinea setelah Alfeandra Dewangga mendapat penilaian melanggar pemain Guinea, Algassime Bah.
Meskipun tekel Dewangga tampak mengarah ke bola, Letexier tetap memberikan penalti. Meskipun tim Guinea gagal menambah skor karena bola membentur tiang gawang. Keputusan ini memicu protes keras dari pelatih Timnas Guinea, Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong mendapat kartu kuning dan kemudian kartu merah, sehingga terusir dari lapangan oleh Letexier.
Francois Letexier, yang lahir di Bedee, Prancis pada (24/4/1989), telah menjadi wasit dalam 307 pertandingan resmi. Selama karirnya, ia telah mengeluarkan 49 kartu merah dan 1.152 kartu kuning.
BACA JUGA : Kalah 0-1 dari Guinea, Indonesia harus Menunda Mimpi ke Olimpiade
Letexier juga pernah menuai kontroversi dalam pertandingan Saint-Etienne melawan Le Havre pada Oktober 2022. Di mana ia memberikan empat kartu merah untuk tim tuan rumah.
Ia juga pernah memberikan keputusan penalti kontroversial dalam pertandingan antara Nice dan Nantes, yang memicu ancaman pembunuhan dari penggemar klub Nantes.
Keputusan kontroversial Letexier dalam laga Timnas Indonesia U-23 vs Guinea U-23 telah memicu reaksi negatif dari publik, yang merasa bahwa merugikan Timnas Indonesia.
(Hafidah Rismayanti/Usk)