BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Di musim hujan, orang-orang akan memilih menghabiskan waktu di rumah. Baca buku jadi pilihan yang tepat untuk mengisi waktu luang saat musim hujan.
Membaca buku menjadi pilihan kegiatan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga memperkaya wawasan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, musim hujan di beberapa daerah diperkirakan akan berlangsung hingga Februari-Maret 2023.
Meski belum mencapai puncak musim hujan, ini adalah waktu yang tepat untuk meluangkan waktu bersama buku.
Rekomendasi Buku saat Musim Hujan
Berikut adalah rekomendasi buku yang bisa menemani hari-harimu selama musim hujan:
1. Hujan Bulan Juni
Buku puisi karya almarhum Sapardi Djoko Damono ini pertama kali diterbitkan oleh Grasindo pada tahun 1994. Karya ini memuat 102 puisi yang ditulis Sapardi antara tahun 1964 hingga 1994.
Salah satu keistimewaannya adalah kesederhanaan bahasa yang mampu menyentuh pembaca hingga ke relung hati, membawa suasana hujan seakan hidup dalam kata-katanya.
Puisi berjudul Hujan Bulan Juni menjadi salah satu yang paling ikonik:
“Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu…”
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa seperti Inggris, Mandarin, Jepang, dan Arab, menjadikannya karya sastra yang mendunia.
2. Perjamuan Khong Guan
Puisi-puisi karya Joko Pinurbo (Jokpin) dalam buku ini sangat unik dan memikat. Diterbitkan pada 2019, Perjamuan Khong Guan mengumpulkan 81 puisi yang ditulis antara 2016-2019.
Salah satu puisi yang menarik adalah Ayah Khong Guan, yang mengangkat cerita sederhana namun menyentuh hati tentang kenangan dan introspeksi.
Dengan gaya khasnya, Jokpin mampu menyulap hal sehari-hari seperti kaleng biskuit Khong Guan menjadi tema puisi yang mendalam dan kadang menggelitik.
3. Bumi Manusia
Karya fenomenal Pramoedya Ananta Toer ini adalah bagian pertama dari Tetralogi Buru, yang terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Novel ini menggambarkan kehidupan di masa penjajahan Belanda melalui kisah Minke, seorang pemuda pribumi yang menghadapi ketidakadilan sosial. Gaya bertutur Pram yang kuat membawa pembaca pada refleksi mendalam tentang perjuangan, cinta, dan ketidaksetaraan.
4. Garis Waktu
Buku karya Fiersa Besari ini menjadi pelopor dari enam buku lainnya yang ia tulis. Dengan bahasa yang mudah dicerna dan cerita yang relatable, Garis Waktu berbicara tentang cinta dan patah hati, menjadikannya favorit di kalangan remaja hingga dewasa. Gaya Fiersa yang puitis namun lugas membuat pesan-pesan dalam buku ini begitu mudah diterima oleh pembaca.
5. Jenderal Kambing
Novel ini mengisahkan perjuangan Ibrahim, seorang pemuda yang berhasil mengubah luka akibat patah hati. Ibrahim mengubah patah hati menjadi motivasi untuk meraih kesuksesan.
Terinspirasi dari kisah nyata, buku karya Krishna Pabichara terbit pada 2017. Buku ini menjadi bukti bahwa kerja keras dan ketekunan bisa mengubah nasib.
6. Dunia Sophie
Karya Jostein Gaarder ini adalah novel filosofis yang memperkenalkan sejarah filsafat dengan cara yang ringan dan mudah dipahami.
Terbit pada 1991, Dunia Sophie tetap relevan hingga saat ini, menjadikannya pilihan yang tepat untuk siapa saja yang ingin memahami filsafat tanpa merasa terintimidasi oleh kerumitannya.
BACA JUGA: Anti Bosan! 4 Cara Membaca Buku Sesuai Minat
Baca buku saat musim hujan ialah pilihan yang tepat untuk menjauhkan dari rasa bosan. Dengan membaca buku juga akan menambah wawasan.
(Virdiya/Aak)