BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kasus pelecehan seksual yang melibatkan I Wayan Agus Suartama, alias Agus Buntung, seorang pria difabel tanpa tangan, terus bergulir dengan fakta baru.
Agus, yang kini adi tersangka dalam kasus pelecehan seksual terhadap 17 korban, diduga tidak beraksi sendirian. Ibu kandungnya, I Gusti Ayu Aripatmi, disebut-sebut ikut terlibat dalam merayu korban melalui berbagai modus manipulatif.
Iming-iming Emas
Menurut pengakuan korban yang didampingi kuasa hukum korban, Andre Saputra, modus Agus melibatkan panggilan telepon dengan ibunya untuk meyakinkan korban.
Salah satu korban bahkan diimingi emas seberat 1 kilogram jika bersedia menuruti permintaan Agus. Alih-alih mencegah tindakan Agus, sang ibu justru menguatkan janji tersebut, sehingga korban merasa tertekan dan terjebak dalam situasi manipulatif.
“Ada korban yang diimingi emas 1 kg. Untuk meyakinkan korban, pelaku (Agus) meminta korban menelepon ibunya, yang kemudian menyetujui tawaran tersebut. Namun, keterlibatan ibunya masih perlu didalami lebih lanjut,” kata kuasa hukum korban, Andre Saputra.
Bahkan saat Agus ingin melakukan hubungan seksual dengan korban, Agus kembali meminta korban untuk menelepon ibunya agar iming-iming emas itu benar adanya.
“Tidak semua (iming-iming emas), hanya dua atau tiga korban saja, misalnya terjadi di mana pelaku mengikuti korban hingga ke kosnya, mengetuk pintu kamar, dan mengajak korban berbicara. Pelaku kemudian mengaku bahwa nafsunya sedang memuncak dan meminta korban menelepon ibunya untuk meyakinkan bahwa tawaran emas itu benar,” tambah Andre.
Namun kuasa hukum Agus, Ainuddin,mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Agus terhadap korban terjadi atas dasar suka sama suka tanpa paksaan.
Ia pun membenarkan memang ada kontak fisik yang terjadi, namun itu berlangsung atas dasar kesepakatan dan suka sama suka tanpa paksaan.
“Sesungguhnya benar terjadi kontak badan tetapi itu atas dasar mau sama mau, tidak ada paksaan, itu keterangan dari Agus yang kami dapatkan yang di BAP, kami mendampingi,” jelas Ainuddin.
Korban sempat memberikan respons yang menurutnya mendukung klaim Agus Buntung. Saat korban melihat ada adegan mesum, dan korban menyampaikan “itu enak sekali” sehingga kemudian muncul kesepakatan.
“Sehingga si perempuan juga bertanya di mana tempatnya? dan ditunjukkan tempatnya (di sebuah homestay), Agus mengakui itu bahwa memang terjadi tapi enggak ada paksaan sama sekali,” tambah Ainuddin.
Sebagai informasi, Jumlah korban Agus Buntung kini telah mencapai 17 orang, termasuk dua anak di bawah umur. Modus manipulatif Agus tidak hanya melibatkan cerita bernada sedih, tetapi juga ancaman emosional.
BACA JUGA: Kompolnas: Penanganan Kasus Agus Buntung Harus Sesuai SOP
Rekonstruksi yang dilakukan di Mataram, NTB memperagakan 49 adegan, lebih banyak dari rencana awal sebanyak 28 adegan.
Rekonstruksi ini dilakukan di tiga lokasi utama yakni Taman Udayana, pinggiran Islamic Center, dan sebuah penginapan yang diduga menjadi tempat terjadinya pemerkosaan.
Proses ini disaksikan oleh Wakapolda NTB Brigjen Pol Ruslan Aspan bersama lembaga pemerhati perempuan dan anak.
(Kaje/Aak)