BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tanah urugan yang telah rata di kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bandung di Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung ditarik kembali oleh supplier, pada Selasa (11/2/2025). Diketahui tanah urugan yang ditarik kembali tersebut sebanyak ribuan kubik.
Seorang penyuplai, Nandar, menggali kembali tanah urugan, karena tanah tersebut belum dibayar.
“Saya sudah modal, biayai armada. Walau profitnya sedikit saya tetap lakukan, Taunya tidak dibayar,” jelas Nandar seperti dikutipTeropongmedia.
Nandar mengungkapkan, ia tidak memiliki masalah dengan pihak kampus UIN Bandung, melainkan dengan yang mengurus pembangunan di Kampus 2 UIN Bandung, yaitu PT Yanti Record dan PT Nazwa.
“PT Yanti Record yang menang lelang lalu di subkontraktor-kan ke PT Nazwa lalu mereka tidak bayar,” jelasnya.
“Saya selama pembangunan sering terlibat jadi supplier, ada modal saya bantu dan selama ini sehat-sehat saja. Perusahaan ini (PT Yanti Record dan PT Nazwa) yang tidak sehat, baru kali ini ada masalah, jadi bukan sama UIN-nya,” tambahnya.
Pada hari Senin (10/02/2025) kemarin Nandar sudah memasang spanduk yang intinya, berisikan keluhannya mengenai dana yang belum dibayar beserta satu buah ekskavator.
“Kemarin saya tes ombak dulu, taruh alat satu, tidak saya gali masih ada itikad baik. Saya sudah ke PPK, ke konsultan saya bilang besok saya gali. Karena tidak ada respon yasudah saya gali,” jelasnya mengenai penggalian yang ia lakukan.
Proses penggalian ini menggunakan satu buah ekskavator sementara ada 3 buah truk yang mengangkut kembali tanah urugan.
Total Kubik yang Diambil Kembali
Total ada lebih dari 8.600 kubik lahan yang sudah terisi tanah urugan dan harga Nandar memberikan harga Rp 62.500. per kubiknya sehingga total biayanya adalah Rp 542 juta.
Pekerjaan tersebut sudah dilakukan semenjak bulan Oktober lalu. Ia sudah mengeluarkan banyak dana dari investor serta menggadaikan mobil BMW dan motor Ninja miliknya untuk menutupi biaya yang belum dibayarkan. Oleh karena itu Nandar memutuskan untuk mengambil kembali tanah urugan tersebut.
Nandar menegaskan, ia hanya mengambil kembali haknya tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi jumlah tanah yang diangkut. Ia juga menyataka segala bentuk kerugian, termasuk penggunaan alat berat, menjadi tanggung jawabnya sendiri dan menganggap kejadian ini sebagai pengalaman berharga.
BACA JUGA: Kabar Duka, Mantan Rektor UIN SGD Bandung Prof. Dr. Nanat Fatah Natsir Tutup Usia
Selain itu, Nandar berencana untuk mendatangkan lebih banyak truk guna mempercepat proses pengangkutan tanah. Ia menyebutkan pada hari berikutnya, jumlah truk akan ditambah menjadi lima unit untuk menciptakan antrean panjang kendaraan di Kampus 2 UIN Bandung.
(Virdiya/Usk)