JAKARTA,TM.ID: Pada 2030 Pemerintah Indonesia terus menggenjot penggunaan kendaraan listrik lewat peta jalan yang dibuat dengan target belasan juta kendaraan listrik roda dua atau empat beroperasi di jalanan.
“Target kita jangka panjang di 2030 nanti dua juta mobil dan 12 juta motor,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin Melansir Antara, Selasa (7/11/23).
Lebih lanjut Rachmat mengatakan, dalam meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, pemerintah pun meluncurkan program insentif mulai September 2023 yang akan berlangsung dalam dua tahun bagi satu juta motor dan 100 ribu mobil.
BACA JUGA: Chery Little Ant Mobil Listrik Rp100 Jutaan, Intip Spesifikasinya
Menurutnya, Insentif bagi satu juta motor itu di antaranya 800 ribu motor baru dan 200 ribu motor konversi senilai Rp7 juta per unit. Sementara untuk mobil insentifnya dalam bentuk pengurangan pajak 10 persen.
“Saat ini sudah ada kenaikan sekitar satu persen, memang belum maksimal, tapi ini berkembang dari tahun ke tahun, pasti ada peningkatan signifikan dengan peningkatan produsen dan program intensif, harapan kita akhir tahun ada peningkatan,” ujar achmat.
Sementara itu, untuk produsen kendaraan listrik yang bisa mengikuti program intensif yakni perusahaan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah mencapai 40 persen.
“Kami berikan bantuan pemerintah dan insentif fiskal, yang memenuhi TKDN 40 persen, untuk produsen yang sudah memenuhi TKDN silahkan mengajukan. Saat ini sudah ada beberapa puluh pabrik, tapi yang memenuhi TKDN sekitar 15 persen, itu lokal semua,” jelas Rachmat.
Bagian dalam peta jalan ekosistem kendaraan listrik, yakni pabrik baterai yang disebut Rachmat menjadi perhatian pemerintah mengingat harga baterai untuk kendaraan listrik masih dinilai mahal.
“Saat ini, sudah ada beberapa rencana untuk pabrik baterai di Indonesia, memang Indonesia sudah punya sumber mineral yang baik untuk baterai ini, pabrik baterai ini sudah ada (rencana) di Sulawesi, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ke depan pabrik baterai akan berkaitan dengan pabrik otomotif itu sendiri, pabrik baterai ada dan otomotifnya akan berkaitan,” tutup Rachmat.
(Usamah)