BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Rumor soal kemungkinan hengkangnya Max Verstappen ke Mercedes kembali mengemuka, bukan sekadar gosip paddock biasa, melainkan refleksi dari ketegangan internal dan dinamika kekuasaan yang mengintai tubuh Red Bull Racing.
Isu ini mencuat setelah laporan menyebutkan Verstappen sempat bertemu langsung dengan bos Mercedes, Toto Wolff, di Sardinia, tak lama setelah Grand Prix Inggris.
Meski belum ada konfirmasi resmi, spekulasi berkembang liar, mengaitkan pertemuan itu dengan kemungkinan perpindahan juara dunia empat kali tersebut ke tim rival.
Namun, Helmut Marko, penasihat senior Red Bull, mencoba meredam panasnya isu.
“Max bebas bertemu siapa pun yang dia mau,” ujarnya kepada OE24.
Ia juga menegaskan bahwa Verstappen terikat kontrak hingga 2028 dan tim berasumsi ia akan tetap bertahan.
Di sisi lain, Toto Wolff pun tak menutup pintu. Meskipun Mercedes merasa nyaman dengan George Russell dan Kimi Antonelli sebagai proyek masa depan mereka, Wolff mengakui bahwa kehadiran pembalap sekelas Verstappen di pasar tak bisa diabaikan begitu saja.
“Ketika ada juara dunia empat kali tersedia, Anda harus memperhatikan situasinya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam tiga sampai lima tahun ke depan,” kata Wolff kepada Sky Sports.
Baca Juga:
Disalip Mercedes di GP Kanada, Ferrari Dihujani Kritik Pedas!
Namun, rumor ini tak berdiri sendiri. Situasi internal Red Bull pun tengah bergejolak. Kabar burung menyebutkan bahwa ayah Max, Jos Verstappen, punya peran besar dalam mundurnya Christian Horner dari posisi kepala tim meskipun penyebab resminya belum diumumkan.
Saat ditanya soal komunikasi dengan Max pasca hengkangnya Horner, Marko hanya memberi jawaban singkat.
“Max sudah diberi tahu. Saya tidak ingin berkomentar lebih jauh soal itu,” ungkapnya.
Kini, bukan hanya kecepatan Verstappen di lintasan yang jadi sorotan, tapi juga arah loyalitas dan pengaruh keluarganya di dapur tim.
Apakah Red Bull akan tetap menjadi rumah sang juara, atau justru menjadi panggung konflik warisan yang memaksa Max mencari pelabuhan baru?
Dengan kontrak yang panjang namun stabilitas internal yang rapuh, masa depan Verstappen tampaknya akan lebih banyak ditentukan oleh politik paddock daripada strategi balapan.
(Budis)