JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Insiden kebakaran melumat kapal Morning Midas, yang tengah mengangkut ribuan kendaraan, termasuk ratusan unit mobil listrik buatan China.
Memuat Carnewschina, kapal itu tengah melakukan perjalanan dari China menuju Meksiko. Sontak, memicu kekhawatiran global atas keamanan pengiriman mobil listrik lewat jalur laut.
Perjalanan Jauh sebelum Petaka Kebakaran Mobil Listrik Berkobar
Kapal Morning Midas mulai berjalan dari Tiongkok pada 26 Mei 2025, memuat sebanyak 3.000 unit kendaraan, di antaranya sekitar 800 mobil listrik.
Namun, baru memasuki hari kedelapan dari total 19 hari pelayaran, kebakaran hebat terjadi pada 3 Juni dini hari waktu UTC, tepatnya di dek yang memuat kendaraan listrik.
Perusahaan pelayaran asal Inggris yang mengelola kapal Morning Midas mengonfirmasi bahwa sumber api berasal dari bagian kargo yang memuat mobil listrik. Kebakaran terjadi secara tiba-tiba dan terus membesar, meskipun sistem pemadaman otomatis kapal telah diaktifkan.
BACA JUGA:
Asap Putih Keluar dari BYD Seal di Jakbar, karena Masalah Charging?
Korsleting Listrik, Sebuah Mobil Terbakar saat Melintas di Tol Penjaringan
“Upaya pemadaman dengan sistem otomatis di kapal tidak berhasil menghentikan api yang terus membesar,” tulis Carnewschina, Kamis (5/6).
Akibat situasi yang tak terkendali, seluruh 22 awak kapal terpaksa meninggalkan kapal dengan sekoci penyelamat. Beruntung, mereka berhasil dievakuasi oleh kapal dagang yang kebetulan berada di jalur pelayaran yang sama.
Insiden Serupa
Kasus yang sama, mengingatkan pada insiden kasus serupa yang menimpa kapal Felicity Ace di Samudra Atlantik pada Februari 2022. Saat itu, kapal yang mengangkut sekitar 4.000 mobil mewah milik Volkswagen Group, termasuk merek seperti Porsche, Audi, Bentley, Lamborghini, dan Bugatti — juga terbakar dan akhirnya tenggelam di perairan dekat Kepulauan Azores, Portugal.
Kebakaran Felicity Ace diduga dipicu oleh mobil listrik Porsche yang ikut dimuat dalam kargo. Volkswagen Group mengalami kerugian besar akibat peristiwa tersebut, termasuk harus mengulang produksi mobil-mobil mewah yang hilang di lautan.
Kebakaran di Morning Midas menambah daftar kekhawatiran perusahaan pelayaran terhadap risiko pengangkutan kendaraan listrik, terutama karena baterai lithium-ion yang rentan terhadap suhu tinggi dan percikan api.
Beberapa operator pelayaran bahkan mulai enggan menerima pengiriman kendaraan listrik, seperti perusahaan Norwegia Havila Kystruten, yang secara terbuka menyatakan tidak akan mengangkut EV (Electric Vehicle) karena alasan keselamatan.
Namun demikian, dengan pertumbuhan pasar mobil listrik global yang sangat pesat, pengiriman massal melalui jalur laut tetap menjadi solusi utama untuk distribusi kendaraan ke berbagai negara.
Munculnya kasus-kasus seperti Morning Midas dan Felicity Ace menegaskan pentingnya regulasi baru, standar keamanan lebih tinggi, dan teknologi pemadam kebakaran khusus dalam menghadapi tantangan distribusi mobil listrik di masa mendatang.
(Saepul)