JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Perum Bulog dipastikan bakal mendapat tambahan modal segar sebesar Rp 22,7 triliun dari pemerintah pada tahun anggaran 2026. Dana tersebut dialokasikan melalui skema Operator Investasi Pemerintah (OIP) sebagaimana tertuang dalam Buku Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026.
Tambahan modal ini akan digunakan untuk menyerap 3 juta ton (setara beras) dari gabah petani dalam negeri. Jumlahnya meningkat signifikan dibandingkan tahun 2025 yang hanya sebesar Rp 16,6 triliun untuk volume penyerapan yang sama. Dengan demikian, ada kenaikan anggaran sekitar 36,74 persen.
“Untuk tahun 2026, Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah dan beras petani hingga 3 juta ton setara beras, yang pendanaannya sebagian difasilitasi melalui dana OIP pada RAPBN tahun anggaran 2026, dana OIP Perum Bulog direncanakan sebesar Rp 22.734,0 miliar,” tulis salah satu poin dalam Nota Keuangan 2026, dikutip Senin (18/2025).
Tujuan dan Manfaat Dana OIP Bulog
Dana yang dikucurkan ke Bulog bukan hanya sekadar untuk menyerap hasil panen, melainkan juga untuk menopang program ketahanan pangan nasional. Beberapa tujuan utama dari dana tersebut antara lain:
- Menyerap gabah dan beras dari petani di 26 wilayah dan 8 sentra produksi.
- Menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) agar tetap aman.
- Menstabilkan harga beras di tingkat petani maupun konsumen.
- Mengurangi ketergantungan impor beras.
Mengurangi kebutuhan pembiayaan dari bank sehingga bisa menekan beban bunga dan risiko penjaminan pemerintah.
Dengan suntikan dana ini, Bulog diharapkan mampu menjamin ketersediaan pasokan beras, menjaga stabilitas harga, serta ikut meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca juga:
Drama Ekonomi Politik 80 Tahun Indonesia Merdeka, Rezim Soeharto ke Hartono Bersaudara
Investor China Ramai-ramai Alihkan Bisnis ke Indonesia, Cari Aman dari Tarif AS?
Tugas Berat Bulog di 2025
Sebagai catatan, pada 2025 Bulog juga mendapat alokasi dana OIP senilai Rp 16,6 triliun untuk menyerap 3 juta ton gabah. Namun di tengah perjalanan, Bulog kembali mendapat tugas tambahan untuk menyerap 1 juta ton gabah lagi. Artinya, total beban penyerapan Bulog tahun ini mencapai 4 juta ton gabah setara beras.
Pemerintah menilai, penugasan ini penting untuk memastikan pasokan beras dalam negeri tetap terjaga dan harga tidak melonjak, terutama di tengah ancaman iklim ekstrem dan dinamika harga pangan global.
(Dist)