JAKARTA,TM.ID: Public Speaking sejatinya merupakan modal utama bagi para pelaku ekonomi kreatif. Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah berharap semua pelaku ekonomi kreatif dapat memiliki keterampilan berbicara di depan publik.
Pasalnya, kata Ledia, public speaking sangat berguna agar para pelaku ekonomi kreatif ini untuk meyakinkan produk yang jual kepada masyarakat.
Sebagaimana diketahui, public speaking adalah kegiatan komunikasi lisan secara langsung di muka umum, seperti melakukan presentasi di depan kelas atau menyampaikan pidato, termasuk memberi paparan mengenai produk.
Ledia hanifa menyampaikan itu dalam kegiatan bimbingan teknis untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (10/2/2024).
Kegiatan bimbingan teknis tersebut hasil kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Kita dorong ke pelaku ekonomi kreatif latihannya adalah keterampilan public speaking. Bagaimana dia meyakinkan tentang produknya, bagaimana dia bisa menjelaskan tentang produknya kepada orang lain apa benefitnya dan lain sebagainya juga termasuk testimoni dan story-telling,” kata Ledia, dikutip dari Parlementaria, Senin (12/2/2024).
BACA JUGA: DPR: 7 Triliun Dana Abadi Kebudayaan Bisa Bangun Jalur Rempah Indonesia
Menurutnya, kemampuan public speaking pada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan bagian yang sangat penting untuk memasarkan setiap produknya.
Bagi para pelaku ekonomi kreatif saat ini, lanjut dia, memang menjadi bagian yang sangat penting untuk terus memperkaya kemampuan dirinya.
Sebab, persaingan sudah luar biasa maka tentu dia harus punya kekhususannya dan kekhasan sendiri yaitu bagaimana mempunyai keterampilan untuk memasarkan produk.
Politisi Fraksi PKS itu mengatakan, persaingan produk sudah luar biasa. Maka tentu dia harus punya kekhususannya dan kekhasan sendiri yaitu bagaimana dia punya keterampilan untuk memasarkan produk”
Selain itu, dengan berkembangnya pelaku ekonomi dan pariwisata kreatif dapat membantu menumbuhkan pendapatan daerah.
“Karena setiap usaha itu ada pajaknya atau retribusinya, insya Allah akan meningkatkan pendapatan daerah. Nah apabila pelaku ekonomi kreatif berkembang maka bukan tidak mungkin pendapat dan daerah pun ikut berkembang,” ujarnya.
Oleh karena itu, acara yang dihadiri oleh 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif ini diharapkan dapat menciptakan perubahan-perubahan yang baru dalam gaya berbisnis mereka.
“Hari ini 100 kemarin 100 jadi kita bikin dua kali kegiatan, karena kita berharap semakin banyak pelaku ekonomi kreatif di Kota Bandung dan mengubah gaya mereka dalam berbisnis itu. Bisnis sekarang tidak bisa seperti gaya dulu, harus ada perubahan-perubahan baru,” tuturnya.
Sebab menurutnya, setiap individu memiliki tantangan yang berbeda. Sehingga, pihaknya mendorong untuk meminimalisir tantangan dari ketidakmampuan mereka.
“Bandung merupakan kota yang kreatif. Kalau kita tidak dorong mereka akan stagnan di situ saja karena peluangnya besar harus dimaksimalkan,” pungkasnya.
(Aak)