JAKARTA,TM.ID: Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespon hasil hitung cepat atau quick count sementara yang menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul telak di Pilpres 2024.
Jokowi menyebut, quick count juga merupakan metode penghitungan suara yang ilmiah.
“Hasil penghitungan quick count itu adalah metode penghitungan yang ilmiah,” kata Jokowi usai acara Pameran Otomotif Indonesia Internasional Motor Show di Jiexpo Kemayoran Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2024).
Ia mengingatkan masyarakat agar tak terburu-buru menanggapi hasil quick count Pilpres 2024 yang dirilis berbagai lembaga survei.
Jokowi pun meminta semua pihak menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
BACA JUGA: Ketua KPPS di Banyuwangi Meninggal Dunia, Diduga Kelelahan
“Tapi apa pun kita harus menunggu hasil resmi dari KPU. Jadi sabar. Ojo kesusu. Sabar,” kata dia, melansir Liputan6.
Jokowi mengaku telah memberikan selamat langsung kepada Prabowo, usai melihat hasil quick count. Dia juga telah bertemu langsung dengan Prabowo pada Rabu, 14 Februari 2024 malam.
“Selamat, selamat. Ketemu ketemu langsung udah semalam,” tutur Jokowi.
Sementara Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengaku takjub dengan hail quick count yang menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul hingga 58 persen.
Pasalnya, Bahlil menyebut Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran hanya menargetkan menang satu putaran dengan hasil 54 persen.
“Jujur ya, ini menjadi sesuatu yang luar biasa, dan kami sendiri kaget karena target kami itu maksimum 54 (persen). Saya fair, target kami itu dari hitung kerja kami menang insyaallah 1 putaran, tapi angka kami itu maksimum 54,” kata Bahlil kepada wartawan di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024) malam.
Kendati begitu, dia mengatakan bahwa besarnya perolehan suara Prabowo-Gibran merupakan suara rakyat yang tak bisa dibendung. Bahkan, Bahlil menyebut suara Prabowo-Gibran lebih besar dari yang didapat Jokowi-Ma’ruf Amin pada pilpres 2019.
“Pak Jokowi waktu pilpres 2019 angkanya 55,5, itu head to head. Ini (pilpres 2024) 3 paslon, angkanya menurut quick count itu yang paling rendah 58 dan bahkan ada yang sampai 60. Wah, itu luar biasa. Jadi ini menurut saya sebuah realitas politik yang luar biasa sekali,” jelas Bahlil.
Menurut dia, besarnya suara Prabowo-Gibran dikarenakan partisipasi pemilih muda sebesar 53 persen. Terlebih, Gibran merupakan satu-satunya kontestan pilpres 2024 yang usianya di bawah 40 tahun.
“Pertama, anak muda. Karena anak muda itu kan 53 persen jumlah pemilih usia 17 sampai 40 tahun. Tidak ada capres cawapres yang usianya di bawah 40 tahun. Cuma Mas Gibran, itu satu,” ujar Bahlil.
Selain itu, kata dia, masyarakat Indonesia memiliki empati yang tinggi saat melihat seseorang difitnah dan diejek. Untuk itu, Bahlil berharap tak ada lagi saling menghujat antar-pasangan calon baik di pilpres maupun pilkada.
“Semakin difitnah, semakin di-bully orang akan kembali simpati. Jadi mungkin ini pelajaran bagi kita. Saya pikir makanya besok turun pilkada atau mau jadi pilpres lagi jangan buat sebuah cerita halusinasi seolah-olah memojokkan orang,” kata Bahlil.
“Saya pikir ini pembelajaran politik yang luar biasa. Itu feeling saya ya. Orang itu kan kalau dikata-katain yang tadinya enggak suka jadi suka, jadi simpati,” tambahnya.
(Dist)